Selasa 16 Nov 2010 06:43 WIB

Moral Polisi Harus Diseleksi Saat Penerimaan

Polri
Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI--Pengamat hukum dari Universitas Jambi Joni Najwan SH, MH, PhD mengatakan, untuk mendapatkan polisi yang bermoral baik seharusnya diseleksi sejak awal penerimaan sebagai anggota Polri. "Diakui tidak semua anggota Polri berkelakuan atau bermoral buruk. Itu hanya oknum, banyak juga yang bermoral baik, sama di semua institusi, namun perlu dilakukan perbaikan," kata Joni Najwan yang juga Ketua Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Jambi di Jambi, Senin (15/11).

Ia menyebutkan, sejak dari penerimaan atau rekrutmen anggota Polri sudah dinodai suap, hingga dalam melaksanakan tugas juga tidak terlepas dari kegiatan suap, baik secara institusi maupun pribadi. Menurut dia, undang-undang tentang kepolisian dan kode etik Polri sudah jelas ketentuan yang mengatur seorang anggota Polri dalam berperilaku dan bertugas.

Fakta di lapangan banyak aturan itu dilanggar, dan mereka dengan leluasa melakukan kesalahan dan penyelewengan, termasuk menerima suap dengan mengandalkan kewenangan dan kekuasaan, katanya. Kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan yang keluar dari rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, menurut dia, menujukkan rendahnya moral anggota Polri yang perlu segera diperbaiki.

"Pembentukan moral Polri itu harus dimulai dari penerimaan yang bersih, dilanjutkan dengan program pendidikan yang menanamkan moral hingga dilepas melaksanakan tugas," katanya menambahkan.

Sebelum melaksanakan tugas pascapendidikan, anggota Polri harus diikat dengan komitmen moral, menaati aturan dan kode etik yang ada dengan penerepan sanksi bagi yang melanggar dan penghargaan bagi yang berprestasi, ujarnya. Selanjutnya dalam perjalanan melaksanakan tugas, peran pimpinan Polri dalam melakukan pengawasan sangat menentukan, supaya penyimpangan seperti suap, pelanggaran HAM dan lainnya tidak terjadi.

"Kasus Gayus hendaknya menjadi tamparan dan cambuk bagi pimpinan Polri untuk bersikap lebih serius membenahi institusinya supaya fungsinya sebagai pengayom dan cermin masyarakat bisa terwujud," kata Joni Najwan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement