REPUBLIKA.CO.ID, PONTOANAK--Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat Arif Jhoni Prasetyo mengatakan perbedaan pelaksanaan Idul Adha 1431 Hijriah antara Muhammadiyah dengan pemerintah harus disikapi dengan bijak. "Perbedaan itu mesti disikapi bijak oleh semua pihak," kata Arif Jhoni di Pontianak, Kamis (11/11).
Menurut Arif, bagi yang meyakini Idul Adha pada 16 November nanti seperti Muhammadiyah dipersilahkan dan yang mengikuti pemerintah juga harus dihormati. Saat ini, kata dia, masyarakat sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan semacam itu. Karena masing-masing punya dasar dan argumentasi dalam penetapannya.
"Yang penting menyambut Idul Adha itu kita saling bahu-membahu menjalin kebersamaan dalam perbedaan," tutur Arif Jhoni.
Terutama, lanjut Arif, dalam menghadapi bencana yang sedang menimpa beberapa wilayah di negeri ini. "Kita bergandeng tangan, sama-sama berkurban untuk yang memerlukan dan mengatasi berbagai masalah yang melanda negeri ini. Kita sama-sama berkurban, sama-sama berjuang dengan kebersamaan berjuang dan keikhlasan berkurban, akan mengundang pertolongan Allah," ajak Arif Jhoni.
Sesuai dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menetapkan Hari Raya Idhul Adha 1431 Hijriyah 1 hari lebih cepat dengan keputusan pemerintah. "Muhammadiyah menetapkan tanggal 16 November sama dengan pemerintah Arab Saudi," kata Arif Jhoni.
Sedangkan Pemerintah Indonesia pada 17 November. Para jamaah haji akan wukuf di Arofah jatuh pada Senin tanggal 15 November. "Sehingga Puasa Arofah jatuh pada Senin," kata Arif Jhoni.