Kamis 11 Nov 2010 02:55 WIB

Pidato Obama tak Berimplikasi Pada Indonesia

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Djibril Muhammad
Presiden AS Barack Obama
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengajar di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Syamsul hadi, menilai pidato Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama, lebih menitikberatkan pada kepentingan ekonomi AS. Namun, pidato tersebut tidak memberikan implikasi yang penting bagi Indonesia.

"Tadi malam dikatakan peningkatan perdagangan, tapi tidak terlampau signifikan," ujar Syamsul ketika dihubungi Republika, Rabu (10/11).

Jika dilihat dari sisi ekspor produk Indonesia ke Amerika, hal ini akan menjadi kurang relevan karena produk Indonesia sama dengan produk China. Seperti, tekstil, sepatu, atau mainan anak. Padahal di Amerika, pasar sudah dikuasai oleh China.

Kemudian dari sisi ekspor, Amerika memang sedang berupaya untuk meningkatkan ekspor negaranya untuk bisa mengurangi pengangguran dan masalah ekonomi di dalam negara. Hal ini juga yang melatarbelakangi adanya perang moneter Amerika dan China. Amerika ingin nilai tukar Yuan kepada Dollar turun.

Tetapi, apakah ada pasar besar dari produk Amerika di Indonesia, dan apakah daya beli Indonesia sudah mampu. Dua hal inilah yang menjadi pertanyaan Syamsul. Lalu terkait investasi, Indonesia saat ini sedang membutuhkan banyak investasi di bidang infrastruktur. Tapi selama ini, peran investasi itu sudah diambil oleh China dan Jepang, seperti pada pembangunan jembatan Suramadu atau pelabuhan-pelabuhan.

Sedangkan peran Amerika hanya pada sektor pertambangan. Sektor ini tidak berubah dari tahun ke tahun. "Tidak ada penambahan investasi," tegas Syamsul.

Hal ini berbeda dengan kepentingan Amerika di India. Negara yang dikunjungi Obama sebelum ke Indonesia ini, pasarnya sedang tumbuh. Terutama dari isi informasi teknologi. Sektor tersebut bisa menjadi komplementari terhadap kebutuhan Amerika dan bisa menjadi penyerap ekspor Amerika.

"Karena itulah secara eksplisit Obama menyebutkan bahwa yang diharapakan sebagai corner stone untuk politik kebijakan Amerika di Asia adalah India," ujar Syamsul.

Oleh karena itu, Syamsul melihat, makna dari kedatangan Obama ke Indonesia ini hanya merupakan kunjungan budaya. Hal ini tampak dari lokasi yang dikunjungi, yaitu, Masjid Istiqlal dan Universitas Indonesia. "Konteksnya memenangkan kembali hati dunia Islam, katanya. Hubungan ini sempat renggang pada masa kepemimpinan George W Bush. Selain itu, sebagai negara kuat di ASEAN, Amerika juga melihat Indonesia bisa menjadi kekuatan penyeimbang bagi keagresifan China. Negara Tirai Bambu itu akhir-akhir ini sudah menjadi sangat kuat dan percaya diri," tandas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement