REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diimbau agar memiliki karakter dan identitas yang kuat. Selain itu, HMI juga jangan sampai terjebak dalam budaya mengemis atau meminta-minta dalam mengembangkan organisasi seperti organisasi massa lainnya.
Hal ini disampaikan Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam kuliah umum bertemakan ‘Indonesia Sebagai New Emerging Force (NEFO) Ekonomi Abad 21’ pada Kongres HMI ke 27 di Graha Insan Cita, Cimanggis, Kota Depok, Senin (8/11) pagi. Kongres sendiri akan diadakan sejak tanggal 5 hingga 10 November mendatang. “Ormas dan organisasi mahasiswa di Indonesia seringkali terjebak dalam budaya mengemis dan meminta-minta sumbangan. HMI harus tunjukkan dengan cara yang lebih intelektual,” tegas Jusuf Kalla kepada lebih dari 700 peserta kongres, Senin (8/11) pagi.
Ia menambahkan, seharusnya mahasiswa memiliki ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam mencari keuangan. Misalnya untuk membantu korban bencana alam, lanjutnya, mahasiswa jangan meminta sumbangan dengan kotak kardus dan meminta-minta di jalanan.
Tindakan tersebut, menurutnya, bukan merupakan gambaran dari mahasiswa yang intelektual. Organisasi mahasiswa harus melakukan cara-cara entrepreneurship untuk mendapatkan dana seperti menjual kreatifitas dalam bentuk topi dan kaos atau pernak-pernik lainnya. Semangat entrepreneurship inilah yang perlu ditanam dalam organisasi massa termasuk organisasi mahasiswa seperti HMI.
“Dalam meningkatkan kemajuan bangsa, mental mengemis dan meminta-minta juga jangan dilakukan. Kemandirian dan semangat entrepreneurship harus terus dikembangkan,” lanjutnya.
Ia juga mengimbau kepada kader-kader HMI agar tetap menjaga sikap akademisi yang tinggi. Selain itu, kekritisan yang ditunjukkan HMI harus tetap memiliki martabat, sehingga berbeda dengan organisasi lain.
Mantan Ketua DPR RI, Akbar Tanjung, menyatakan setiap kader HMI harus memiliki prinsip-prinsip kepemimpinan seperti yang diajarkan dalam agama Islam, yakni jujur, terpercaya, komunikator dan cerdas. Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan prinsip kepemimpinan modern. “Kader HMI harus memiliki visi yang kuat, kemampuan, integritas dan totalitas,” ujarnya.
Menurut Akbar Tanjung, prinsip-prinsip itu sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin bangsa. Pasalnya, saat ini bangsa Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar, seperti praktik demokrasi politik yang belum efektif serta masih menonjolkan pragmatisme politik. “Kita berharap generasi muda mampu menjadi pemimpin yang menjawab tantangan zaman,” ucap politisi yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004 ini.
Kongres HMI ke 27 ini dihadiri oleh 191 cabang di seluruh Indonesia. Rencananya, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mohammad Mahfud MD akan memberikan kuliah umum pada Selasa (9/11) pukul 10.00 WIB. Ia akan memberikan kuliah terbuka dengan tema ‘Korupsi Sebagai Ancaman Besar Bangsa’.