Ahad 07 Nov 2010 07:06 WIB

Dampak Letusan Merapi, Rute Penerbangan Pun Berubah

Rep: citra listya rini/ Red: irf
Rute penerbangan berubah akibat dampak Merapi
Foto: Teguh Indra/Republika
Rute penerbangan berubah akibat dampak Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Abu vulkanik yang muncul akibat letusan Gunung Merapi mengakibatkan penerbangan dari dan ke Yogyakarta menjadi kacau. Sejumlah maskapai seperti Mandala Airlines, Sriwijaya Air dan Lion Air terpaksa mengalihkan penerbangannya dari dan ke Yogyakarta. Bahkan, Garuda Indonesia justru sama sekali tidak melayani rute penerbangan ini.

Menurut VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto, pihaknya terpaksa tidak melaksanakan penerbangan dari dan ke Yogyakarta. "Karena Bandara Adi Sutjipto (Yogyakarta) ditutup, dan Yogyakarta tergenang lumpur, maka penerbangan dari dan ke Yogyakarta tidak dilaksanakan," ujarnya kepada Republika di Jakarta, Sabtu (6/11).

Ketiadaan penerbangan dari dan ke Yogyakarta ini, lanjut Pujobroto, juga karena traffic antara Yogyakarta dan Solo yang tidak menentu. Sehingga maskapai pelat merah ini tidak melakukan pengalihan penerbangan dari dan ke Yogyakarta. "Tapi, Garuda akan terus memonitor perkembangan situasi atau kondisi yang terjadi. Garuda akan mengacu kepada Notam (Notice to Aurman) --pemberitahuan kepada maskapai menyangkut kegiatan operasional penerbangan yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan," jelas Pujobroto.

Mengingat kekacauan penerbangan saat ini disebabkan faktor alam atau di luar kemampuan maskapai, Garuda mengimbau penumpangnya yang tidak jadi terbang ke Yogyakarta untuk melakukan pembukuan ulang (rebooking). Pujobroto menyampaikan rebooking ini dapat disesuaikan dengan jadwal penerbangan yang ada. "Apabila ada penumpang yang akan melakukan refund (pengembalian uang) maka tidak akan dikenakan biaya apapun".

Jika Garuda sama sekali tidak melayani rute dari dan ke Yogyakarta, Mandala Airlines menyatakan terhitung hari ini mengalihkan penerbangan ke Semarang melalui Bandara Achmad Yani. Menurut Head of Corporate Communication Mandala Airlines, Nurmaria Sarosa, pengalihan penerbangan ini sampai Bandara Adi Sutjipto kembali beroperasi. "Hari ini pengalihan ke Semarang sampai Bandara Adi Sutjipto dibuka lagi," ujarnya. Namun, Nurmaria mengatakan, jika ada penumpang yang ingin melakukan refund, maka hal itu dapat dilakukan.

Sementara itu, Humas Sriwijaya Air, Ruth Hana, manyatakan pihaknya telah mengalihkan penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta ke Solo sejak pukul 06.00 WIB, Jumat (5/11). Dia memaparkan pengalihan penerbangan ini akan terus dilakukan sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah bahwa Bandara Adi Sutjipto dibuka kembali. "Kita menunggu adanya pengumuman dari pihak Angkasa Pura, kapan Notam dicabut," ungkapnya.

Selama ini, Sriwijaya Air hanya melayani penerbangan satu kali dalam sehari ke Yogyakarta. Dengan dialihkannya ke Solo, kata Ruth, maka penerbangan ke Solo yang tadinya hanya tiga kali sehari menjadi empat kali sehari. "Tambahan satu flight ini kan karena adanya pengalihan ke Solo," ujarnya. Ditambahkannya, bagi penumpang yang ikut penerbangan ke Solo, disediakan angkutan bus gratis dari Sriwijaya Air menuju Yogyakarta.

Berbicara kerugian, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, mengaku pihaknya terpaksa kehilangan sebanyak 4.200 calon penumpang tiap harinya dari dan ke Yogyakarta. Pasalnya, Lion Air melayani penerbangan menuju Yogyakarta sebanyak 30 kali per hari. "Kita kehilangan sebanyak 4.200 calon penumpang per hari. Sejak kemarin sampai hari ini, kami tidak melayani rute penerbangan Yogyakarta," paparnya.

Namun, tidak berbeda dengan maskapai lainnya, Lion Air pun terpaksa mengalihkan penerbangan dari dan ke Yogyakarta. Edward menguraikan pihaknya mengalihkan penerbangan ke Solo sejak kemarin. "Meskipun penerbangan kita alihkan ke Solo, tapi penerbangan ke Solo yang selama ini dua kali sehari, masih tetap frekuensinya. Belum ada penambahan penerbangan". Lion Air, tambah Edward, memanfaatkan pesawat yang biasanya diterbangkan dari dan ke Yogyakarta, untuk rute penerbangan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement