REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Korban letusan Merapi yang dikirim di RSUP Dr Sardjito hingga pukul 11.15 WIB sudah ada 54 orang yang meninggal dan tujuh diantaranya anak-anak. Sedangkan dari jenis kelaminnya sebanyak 27 orang laki-laki dan 27 perempuan.
Hal itu dikemukakan Syahrizal dari Tim DVI (Disaster Victim Identifiacation) Polda DIY Yogyakarta, di RSUP Dr Sardjito, Jumat (5/11). Pasien yang meninggal tersebut kondisinya lebih parah daripada korban letusan Merapi tanggal 26 Oktober kemarin.
Selanjutnya Kepala Bagian Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho mengatakan jumlah pasien korban letusan Merapi yang dirawat sebanyak 73 orang dan sebagian besar dengan luka bakar.
Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Umum Kecamatan Cangkringan Hermanto mengatakan pasien yang meninggal maupun yang luka bakar sekitar 90 persen warga Cangkringan. Di Cangkringan ada lima desa yaitu Argomulyo, Glagah Harjo, Wukirsari, Kepuh Harjo, Umbul Harjo dan yang paling parah desa Argomulyo yaitu warga Dusun Bondang karena dialiri sungai Gendol dengan kecepatan sangat tinggi.
Menurut dia, sampai sekarang masih ada sebagian warga dari Dusun Bakalan Argomulyo yang sulit dievakuasi karena dekat dengan Sungai Gendol dan sekarang kondisinya masih panas. "Dusun Bakalan ini letaknya sekitar 13 kilometer dari Gunung Merapi. Sebetulnya pada Kamis malam sekitar pukul 23.30 WIB sudah diberitahu oleh para Kepala Desa di wilayah Cangkringan, tetapi karena kebanyakan warga sudah tidur, mereka tidak terbangun," ungkap dia.