REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia memerlukan dana sekurang-kurangnya 7 juta dolar AS untuk memenangkan Taman Nasional (TN) Komodo dalam ajang pemilihan new seven wonders of nature. "Kita memerlukan dana 7 juta dolar AS untuk bisa menjadi tuan rumah pemilihan new seven wonders of nature," kata
Direktur Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Nia Niscaya, di Jakarta, Kamis. Dengan menjadi tuan rumah, maka popularitas TN Komodo akan semakin meningkat di mata dunia internasional sehingga peluang untuk mendapat "international voter" semakin besar sehingga kesempatan untuk menjadi salah satu keajaiban dunia baru versi alam semakin terbuka lebar.
Namun untuk menjadi tuan rumah acara pemilihan new seven wonders yang akan digelar 11 November 2011 bukan perkara mudah. "Indonesia harus mengikuti bidding dengan banyak saingan berat," kata Nia.
Pihaknya sedang terus mengupayakan Indonesia agar mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah dengan mengikuti proses bidding tersebut. Saingan terberat yang ada saat ini adalah New York dan Duba. "Tapi sampai sejauh ini kita masih masuk list dan perlu dukungan banyak pihak termasuk swasta dan masyarakat," katanya.
Menurut Nia, biaya termahal untuk membayar penyelenggaraan event skala dunia itu adalah dana lisensi sebesar 7 juta dolar AS. Namun, Nia berpendapat, dana sebesar itu sangat sebanding dengan multiplier effect yang akan didapatkan Indonesia bila menjadi tuan rumah pemilihan event tersebut.
Dan bila ada keterlibatan sektor swasta untuk membiayai kebutuhan dana tersebut maka beban pemerintah akan semakin ringan. "Kita masih memiliki peluang yang besar, pemimpin panitia acara ini sudah beberapa kali datang ke Jakarta untuk melakukan survei dan wawancara," katanya.
Pihaknya berharap dukungan seluruh pihak termasuk masyarakat dan sektor swasta untuk menyukseskan dua misi besar yakni memenangkan TN Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia versi alam sekaligus menjadi tuan rumah pemilihan new seven wonders of nature pada 11 November 2011.