REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, banyaknya kendaraan relawan bencana Gunung Merapi yang selalu membunyikan sirene saat melintas di sekitar posko maupun barak pengungsian membuat panik masyarakat. "Saat ini yang merepotkan lagi adalah lalu lalangnya kendaraan atau ambulans dengan nama masing-masing organisasi atau lembaga bahkan partai politik yang membunyikan sirene dengan keras-keras," kata Sri Sultan di Posko Utama Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, di Pakem, Senin.
Menurut dia, sirine dari ambulans yang lalu lalang kendaraan tersebut selain menganggu konsentrasi petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) juga dapat menimbulkan trauma di masyarakat. "Padahal kendaraan atau ambulans tersebut tidak sedang mengangkut atau membawa seseorang atau korban yang harus segera mendapatkan pertolongan. Jangan begitulah, ini bisa membuat masyarakat panik," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Pemerintah Kabupaten Sleman tidak akan mempersulit para relawan atau donatur yang ingin menyalurkan bantuannya untuk korban Merapi.
"Silakan saja kalau mau membantu, apakah akan diserahkan melalui Posko Utama ini atau mau langsung ke barak-barak pengungsian, ataupun mau diserahkan langsung ke pengungsi, terserah. Kami juga tak ingin birokrasi menjadi hambatan. Tapi yang penting bantuan itu harus ikhlas," katanya.