REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Mantan Menteri Pangan dan Hortikultura pada era Presiden BJ Habibie, AM Saefuddin, meluncurkan buku biografi perayaan 70 tahun kelahirannya di Bogor, Ahad. Buah pemikiran karya Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu berjudul "Antara Jerman dan Mekkah". Dalam peluncuran itu, hadir ratusan rekan seperjuangan, kerabat dan sahabat. "Saya bersyukur telah diberikan usia panjang hingga 70 tahun," komentar dia, dalam acara yang sekaligus merupakan milad ke-70 tahun dirinya.
Acara yang diselenggarakan di Bogor Convention Center, Botani Square, ini juga berisi kesaksian sejumlah sahabat dan keluarga seperti rektor Universitas Al-azhar Indonesia, Zuhal Abdul Kadir, dan anak tertuanya, Muhammad Salman Saefuddin. Zuhal menilai tidak ada tokoh yang paling konsisten dalam perjuangan selain AM Saefuddin. Menurut dia, sebagai cendikiawan, AM Saefuddin melawan arus dan sangat berpihak terhadap pendidikan dalam berjuang."Tak heran, dia dipercaya menjadi menteri pangan dan holtikultura di saat Indonesia tengah menghadapi krisis pangan," kata Zahal.
Sementara itu, Muhammad Salman, sang sulung, menilai ayahnya merupakan figur yang sangat keras namun konsisten dengan ucapannya. Dia mengaku iri dengan sang Ayah, lantaran belum tentu generasi seperti dirinya bisa menyamai rekam jejak AM Saefuddin dalam memperjuangkan apa yang ada di hatinya. "Saya tahu betul bagaimana perjuangan beliau," ujarnya.
Prof AM Saefuddin dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat pada 1940. Namun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Bogor, Jawa Barat.Selain dikenal sebagai politisi PPP, AM Saefuddin juga merupakan sosok akademisi yang mengabdikan diri pada sejumlah lembaga, yaitu Instutut Pertanian Bogor, Universitas Ibn Khaldun serta Universitas Djuanda. Sejak 2000 hingga sekarang dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Djuanda, Bogor.