Senin 01 Nov 2010 06:19 WIB

Penyisiran Korban Tsunami Mentawai Terus Dilakukan

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Budi Raharjo
Korban tsunami Mentawai
Foto: Antara
Korban tsunami Mentawai

REPUBLIKA.CO.ID, Mentawai--Tim gabungan Polairud Polda Sumatra Barat terus menyisir daerah-daerah yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai Ahad (31/10). Tim mencari korban tsunami Mentawai yang belum ditemukan.

Tim menyisir tujuh desa di daerah Pagai Selatan bagian timur. Ketujuh daerah itu yakni Boboget, Bungo Raya, Kosai, Mabolak Selayan, Mangkaulu, Mototonan dan Sinangkak.

Sayangnya baru satu desa diselusuri, penyisiran terpaksa dihentikan. Penghentian dilakukan lantaran cuaca buruk.

Hujan deras yang disertai angin kencang dan kabut tebal membuat evakuasi dan pengiriman bantuan kembali terhambat. "Kita balik kanan kembali ke Sikakap," ujar Kapten Kapal Antasena V, Kompol Hery Nooryanto, Ahad (31/10).

Perjalanan sendiri dimulai pada sekitar pukul 08.00 WIB menuju daerah Sinangkak Pagai Selatan yang berjarak 50 mil dari Kecamatan Sikakap (lokasi pemberangkatan). Jarak tempuh membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Sesampainya di Bunga Raya Kapal Antasena V yang membawa tim bantuan melego jangkar.

Perjalanan lalu dilanjutkan dengan menggunakan kapal speed boat kecil untuk menuju dusun Sinangkak. Tiba dilokasi petugas melakukan pengecekan dan melihat kondisi dusun yang masih cukup baik sehingga bantuan tidak perlu disalurkan.

"Kami melihat masyarakat masih belum memerlukan bantuan," ujar Kepala Operasi Polda Sumbar Kombes Pol Suwardi, saat perjalanan.

Menurutnya pemberiaan bantuan harus diserahkan secara tepat. Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana melihat perlu diberikan bantuan, namun jika setelah dicek tidak masalah maka tidak perlu dilsalurkan.

Di beberapa daerah dusun lain, informasi yang dipeloreh juga tidak mempunyai masalah. Karennya penyisiran terpaksa dihentikan dan kembali ke Sikakap. "Penghentian ini juga kita lakukan karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan,". Angin dan hujan deras membuat kondisi tidak kondusif untuk melanjutkan proses evakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement