REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Ratusan relawan yang membanjiri posko pengungsian di Klaten kurang terkoordinasi. Akibatnya, banyak relawan kebingungan terkait tugas yang harus dikerjakan di posko pengungsian.
Salah satu relawan dari organisasi peduli lingkungan asal Kabupaten Karanganyar, Agung (27) mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apa yang harus dikerjakan di posko pengungsian. Meski diakuinya, dia yang hadir bersama rombongan siap membantu segala kebutuhan pengungsi.
“Ini masih akan lihat dulu, apa yang diperlukan pengungsi. Belum tahu mau berapa hari di sini, “ ujarnya di posko pengungsian Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Dari pantauan Republika Ahad (31/10), di posko induk pengungsian di Desa Keputran Klaten, ratusan relawan datang ke posko pengungsian. Mereka melakukan bermacam kegiatan untuk membantu kebutuhan pengungsi. Selain relawan, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir ke posko pengungsian tersebut.
Penanggungjawab Posko Induk Pengungsian di Klaten, Joko Roekminto mengakui para relawan yang masuk ke posko pengungsian belum terkoordinator dengan baik. Hal ini lantaran banyaknya relawan yang tidak melapor ke posko sebelum ke pengungsian.
“Kami harap para relawan setiba di posko pengungsian melapor ke posko induk agar ada pembagian tugas, “ ujarnya di posko pengungsian Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Dia menyebutkan hingga kemarin tercatat 150 petugas pelayanan di pengungsian yang terdiri dari relawan, tenaga kesehatan hingga koordinator Posko. Pihaknya selama ini hanya dapat mengatur relawan yang berada di bawah koordinasi Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB). “Kalau relawan saat ini,kita butuh tenaga untuk distribusi dan menaik-turunkan logistik pengungsi, “ ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan evaluasi yang dilakukan sebelumnya, Joko mengungkapkan koordinasi antar satuan kerja masih perlu ditingkatkan. Kurangnya koordinasi antar bagian, ungkapnya, berdampak pada ketidaksiapan petugas dalam melayani pengungsi.
“Misalnya masalah evakuasi pengungsi, dari tim, angkutan, personel dan sasaran seharusnya semua siap. Tapi ada satu bagian yang tidak siap menyebabkan waktu evakuasi tidak dapat dipastikan,“ terangnya.