REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Persediaan obat-obatan bagi pengungsi Gunung Merapi di tempat pengungsian Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih mencukupi.
"Persediaan obat-obatan masih mencukupi, dan jika persediaan menipis, kami akan mengambil di puskesmas terdekat maupun dipasok dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman," kata salah seorang petugas kesehatan di tempat pengungsian Desa Hargobinangun Monika, di Sleman, Jumat.
Ia mengatakan hingga saat ini jenis obat yang paling dibutuhkan pengungsi adalah antibiotik, karena penyakit yang banyak diidap di kalangan mereka adalah infeksi saluran pernapasan. "Kami juga sangat terbantu dengan adanya dua posko kesehatan yang didirikan oleh PT Pertamina dan PT Bintang Toedjoeh. Dengan adanya dua posko kesehatan itu, otomatis kunjungan pengungsi tidak hanya terpusat ke satu posko kesehatan, tetapi terpecah ke posko kesehatan lainnya," katanya.
Selain itu, menurut dia, pengungsi masih membutuhkan banyak susu bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita). "Kemarin sempat terjadi ketegangan antara petugas dengan pengungsi yang belum mendapatkan jatah susu bagi anaknya," katanya.
Monika mengatakan susu untuk balita sangat diperlukan, karena jika tidak diberi susu, balita-balita tersebut akan menangis, dan menimbulkan kepanikan orangtuanya. "Bantuan lain yang juga sangat dibutuhkan adalah pembalut wanita, karena persediaan di tempat pengungsian terbatas, dan kami hanya membagikan dua potong pembalut wanita setiap hari," katanya.
Saat ini tempat pengungsian Desa Hargobinangun menampung 4.538 warga kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi yang harus mengungsi. Sebanyak 4.538 warga pengungsi itu berasal dari lima dusun, yaitu Kaliurang Barat, Kaliurang Timur, Ngipiksari, Boyong, dan Banteng. Jumlah pengungsi terbanyak dari Dusun Kaliurang Barat sebanyak 1.350 orang.