Jumat 29 Oct 2010 06:54 WIB

Masyarakat Diminta tak Masuki Daerah Bahaya Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi diminta menghindari daerah berbahaya selama status gunung tersebut masih "awas" meskipun pada Kamis sore, gunung api itu kembali memuntahkan awan panas. "Munculnya awan panas adalah hal yang biasa, karena Gunung Merapi masih dinyatakan berstatus 'awas'," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono di Yogyakarta, Kamis.

Pada pukul 16.13 WIB, Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas dengan jarak luncur sekitar 3,5 kilometer (km) dan arah luncur ke selatan masuk ke Kali Gendol yang berlangsung sekitar tiga menit. "Awan panas itu termasuk kecil. Dan saya sekaligus meralat waktu munculnya awan panas tersebut," katanya.

Ia mengatakan, Badan Geologi masih memandang bahwa daerah aman bagi penduduk di Gunung Merapi adalah pada radius 10 km dari puncak seperti yang selama ini masih direkomendasikan. Secara teoritis, Surono mengatakan sudah tidak ada lagi penduduk yang sedang berada di dalam wilayah tersebut karena rekomendasi dari Badan Geologi tersebut belum dicabut. "Kami tidak dapat memastikan apakah bahaya Merapi sudah lewat atau tidak. Kami tidak akan menduga-duga, kita tunggu saja," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat harus tetap bersabar dan tim penyelamat juga terus waspada saat menjalankan tugasnya sehingga terhindar dari bahaya. Ia juga berharap, gempa lokal yang berpusat di barat daya Wonosari pada pukul 08.39 WIB justru mempengaruhi aktivitas Merapi, khususnya agar energi dari gunung tersebut bertambah untuk mendorong agar kubah lava segera terbentuk.

"Tetapi pengaruh ini tidak dapat diharapkan terjadi secara cepat. Mungkin menunggu dalam satu hingga dua hari ini," lanjutnya. Berdasarkan data aktivitas seismik Gunung Merapi yang tercatat di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta hingga pukul 18.00 WIB, sudah terjadi 129 kali guguran, 84 kali gempa multiphase, 23 kali gempa vulkanik, satu kali luncuran awan panas dan dua kali gempa tektonik.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement