REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Teka-teki penyebab kematian Mbah Maridjan sedikit demi sedikit terkuak. Pria kelahiran 1927 ini menemui ajal kemungkinan bukan langsung terkena terjangan wedhus gembel atau awan panas.
‘’Ada tanda-tanda Mbah Maridjan meninggal karena tertimpa runtuhan dinding kamar mandi yang berhimpitan dengan kamar tidurnya. Jadi pada saat dia sujud, dinding kamar mandi itu ambruk,’’ kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Heru Trisno Nugroho kepada Republika, Rabu (27/10).
Runtuhan tersebut diperkuat dari kondisi badan korban yang lebam yang menandakan dugaan tersebut. Selain itu, awan panas tadi juga menyergap rumahnya. Tubuh Mbah Maridjan sebagian besar melepuh, begitu pula bagian mukanya. ‘’Memang agak sulit dikenali, tapi dari ciri fisiknya akhirnya bisa diketahui itu Mbah Maridjan,’’ tegasnya.
Kediaman Mbah Maridjan sendiri kini luluh lantak. Di rumah tersebut, ditemukan sedikitnya 15 orang yang semuanya meninggal dunia. Awan panas atau dikenal sebagai wedhus gembel itu cukup panas. Menurut Balai Pengembangan Penyelidikan dan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), awan panas itu memiliki suhu sekitar 600 derajat Celsius dengan kecepatan luncuran mencapai 200 km per jam.