REPUBLIKA.CO.ID INDRAMAYU--Hilangnya ratusan ton beras dari gudang Krangkeng II Bulog Sub divre Indramayu, mendapat perhatian aparat penegak hukum. Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Indramayu. ‘’Ya betul. Kasus itu sedang kami tangani,’’ ujar Kasi Intel Kejari Indramayu, Rachman Zaenal, saat ditemui di Indramayu, Rabu (20/10).
Rachman mengungkapkan, saat ini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan mengenai terjasinya kasus tersebut. Menurut dia, saksi-saksi itu berasal dari berbagai pihak, di antaranya dari Bulog sub Divre Indramayu. Rachman mengaku, kasus itu masih dalam status penyelidikan. Rencnanya, kasus tersebut akan naik menjadi penyidikan menyusul lengkapnya berkas-berkas yang dibutuhkan.
Seperti diberitakan, sebanyak 230,8 ton beras yang disimpan di gudang Krangkeng II Bulog Sub Divre Indramayu, hilang. Beras yang setara dengan nilai uang hampir Rp 1,3 miliar tersebut merupakan beras stok 2009. Namun, kasus tersebut baru terungkap dan ditangani aparat penegak hukum.
Berdasarkan informasi dari salah seorang sumber di lingkungan gudang Krangkeng II, raibnya ratusan ton beras itu diduga dilakukan seorang oknum petugas gudang tersebut. Sedangkan modusnya dengan menerapkan ‘sistem gua’. Maksudnya, beras Bulog yang dikemas dalam karung ditumpuk secara rapi mengelilingi bagian dalam gudang. Karenanya, jika dilihat dari luar, isi gudang nampak penuh dengan tumpukan karung beras. Padahal, bagian tengah tumpukan tersebut kosong karena diambil oleh oknum tersebut.
Selain itu, modus lain yang dilakukan pelaku yakni dengan cara nyolok karung beras untuk mengambil sebagian isi beras. Akibatnya, beras yang dimuat dalam kemasan karung berukuran 15 kg, ternyata hanya berisi 13 – 14 kg beras.
Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Sudarsono, menjelaskan, kasus itu terjadi sebelum dirinya menduduki jabatan tersebut pada Juni 2010. Dia hanya mendapat laporan bahwa terdapat selisih jumlah beras antara keterangan administrasi dengan bukti fisik di lapangan.