REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagai usaha meredakan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia, DPR RI bersama perwakilan parlemen negeri Jiran sepakat membentuk kaukus bersama. Kaukus bersama ini berfungsi untuk mendiskusikan sejumlah masalah yang menyangkut hubungan kedua negara.
Masalah TKI, sengketa perbatasan, serta masalah demokratisasi, menjadi sekelumit persoalan yang akan dibahas dalam kaukus. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara pimpinan DPR dan anggota Komisi I dengan perwakilan parlemen Malaysia yang dipimpin tokoh oposisi, Anwar Ibrahim.
Dalam pertemuan ini disepakati komitmen kedua anggota parlemen dalam menjaga hubungan baik kedua negara. Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, menyambut baik terbentuknya kaukus bersama Indonesia dan Malaysia. Menurutnya, hal itu merupakan bagian untuk meredakan ketegangan yang kerap timbul di tingkat masyarakat.
"Kita tahu, hubungan di level pemerintahan kedua negara sangat baik. Tapi di level non-pemerintah masih harus ditingkatkan. Ini demi hubungan ke depan yang lebih baik," ujar Priyo saat menerima kunjungan Anwar di Gedung Nusantara III, Selasa (12/10).
Dijelaskan Priyo, masyarakat Indonesia kerap terpantik emosinya apabila melihat persoalan yang menyangkut nasionalisme bangsa. Karenanya dia berpesan pada Anwar agar menjaga perasaan bangsa Indonesia. "Masalah perlakuan pada TKI ini yang kadang menimbulkan sensitivitas. Karenanya kami harap polisi Diraja Malaysia agar memperlakukan mereka dengan semestinya," ujarnya.
Menurut Priyo, kaukus akan melibatkan sejumlah elemen non-pemerintah seperti parlemen, mahasiswa, dan organisasi kemasyarakatan. Dengan terbentuknya kaukus ini, dia mengharapkan ketegangan kedua negara, seperti yang terjadi dalam kasus Ambalat dan penangkapan petugas DKP, tidak kembali terulang.
Pembentukan kaukus antara Indonesia dan Malaysia juga mendapat sambutan baik dari Anwar Ibrahim. Menurut mantan Wakil Perdana Menteri ini, kerjasama kedua negara sangat vital. Dia memandang, kerjasama di level non-pemerintah harus lebih di tingkatkan. "Kita jangan hanya mengandalkan kerjasama di level pemerintah, tapi juga di level masyarakat. Ini sangat penting dalam hubungan negara kedepan," ujarnya.
Secara khusus, Anwar memuji perkembangan demokratisasi di Indonesia yang dinilainya sangat baik. Menurutnya Malaysia harus mencontoh apa yang terjadi di Indonesia. Selain demokratisasi, dia turut memuji perkembangan ekonomi Indonesia. "Saya mengatakan pada rakyat Malaysia jika Indonesia bukan hanya TKI saja. Indonesia itu punya pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dari Malaysia. Begitu pun iklim investasinya," puji Anwar mengakhiri pembicaraan.