Rabu 13 Oct 2010 03:36 WIB

Komisi III DPR Dinilai Hanya Bidik Marzuki Alie

Rep: Indira Rezkisari / Red: Endro Yuwanto
Marzuki Alie
Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polemik antara Komisi III DPR dengan pimpinan DPR dinilai berlebihan. Apalagi pengajuan mosi tidak percaya cenderung diadakan untuk menjatuhkan sosok Ketua DPR, Marzuki Alie.

Pengamat politik dari UI, Boni Hargens, melihat pengajuan mosi lebih tertuju pada Marzuki bukan kepada empat wakil ketua DPR.’’Ada kepentingan fraksi yang menginginkan ketua DPR diganti dengan tokoh dari partai lain,’’ ucap Boni, dalam diskusi mengenai mosi tidak percaya DPR, Selasa (12/10).

Serangan ke Marzuki itu, sambung Boni, kemudian dikawinkan dengan kepentingan sejumlah orang di Komisi III DPR yang terusik oleh pertemuan pimpinan tersebut. Marzuki menjadi sosok yang paling dituju sebab dia dianggap paling minim pengalaman politik.

Boni mengatakan, Komisi III memiliki kepentingan dengan calon Kapolri. ‘’Bukan rahasia lagi kalau ada oknum di Komisi III yang bermain dalam proyek-proyek kepolisian,’’ katanya.

Karena itu Boni mengatakan kemarahan Komisi III sebenarnya berlebihan. Boni memandang, ada kesan Komisi III marah sebab mainan baru mereka diganggu pimpinan. Meski, di sisi lain, pimpinan juga tidak pernah mengungkap secara pasti apa isi pertemuan dengan Timur Pradopo. ‘’Sebaiknya pimpinan menjelaskan isi pertemuan,’’ ujar dia. ''Apakah ada hubungan antara pertemuan itu di balik kata setuju Ketua Umum Partai Golkar dan PDIP atas sosok Timur Pradopo.''

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta Pane, juga mengaku tidak percaya dengan mosi tidak percaya yang diajukan Komisi III ke pimpinan DPR. Neta melihat pula ada intrik politik yang terkait dengan pencalonan Timur di balik mosi tidak percaya.

Neta berharap Timur tak terpengaruh dengan tarik menarik politik itu. Timur bahkan diharapkan mampu menjamin lembaga yang dipimpinnya nanti bisa terbebas dari praktik makelar kasus yang banyak dipegang oknum di Komisi III DPR.

Neta meminta Komisi III fokus pada uji kepatutan dan kelayakan Timur nanti. ‘’Tagih komitmennya mereformasi lembaga kepolisian,’’ ujarnya. IPW menuntut kapolri yang baru sanggup bersikap tegas, mau menjadi teladan, dan menjalankan fungsi kontrolnya secara maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement