REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Tersangka pembawa bom di sekitar Kalimalang, perbatasan Jakarta-Bekasi, Ahmad Abu Ali, menjalani tes psikologis. Polisi akan memastikan apakah lelaki berkulit gelap dan brewokan itu mengalami gangguan jiwa atau tidak.
"Dia selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah," papar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di kantornya, Jumat (8/10). Dia mengatakan keterangan yang diberikan pelaku belum tentu benar karena berubah-ubah terus.
Boy mengatakan sampai saat ini, pelaku pemboman baru satu orang. "Kita masih terus menyelidiki adanya pelaku lain," ujarnya. Saat ini, luka Ahmad sudah 70 persen sembuh.
"Belum ada keluarganya yang menjenguk," terang Boy. Dia mengatakan saat ini pelaku masih terus dirawat di Rumah Sakit Raden Said Soekanto Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi. Saksi diperiksa di Mapolres Kota Bekasi dan Mapolsek Duren Sawit, Jakarta Timur. Salah seorang saksi mata, Nano, mengatakan tidak mengenal pelaku. Tukang beca di sekitar Pasar Sumber Arta itu hanya mendengar suara ledakan.
Ahmad Abu Ali meledakkan bom di Kalimalang, sekitar Pasar Sumber Arta, perbatasan Bekasi-Jakarta. Peristiwa itu bermula saat pelaku menenteng sepeda ontelnya sambil berjalan berlawanan arah dengan kendaraan bermotor yang menuju Bekasi. Karena ruas jalan habis digunakan pengendara kendaraan bermotor, dirinya mengangkat sepeda ontelnya keatas trotoar.
Diduga hilang keseimbangan, pelaku kemudian menabrak tiang perbatasan wilayah Jakarta dengan Bekasi. Saat itu bom meledak. Puluhan, bahkan ratusan paku beterbaran di trotoar dan Jl Kiai Haji Noer Ali. Saat akan ditangkap, pelaku memberontak hendak melepaskan diri dari polisi, namun gagal. Dirinya yang terluka bakar di wajah dan sekitar perut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri untuk disembuhkan.
Dari tempat kejadian, polisi mengamankan paku dan sejumlah bahan-bahan yang diduga sebagai bom.