REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah pusat harus lebih tanggap memperhatikan peristiwa tragis Bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat, yang diperkirakan menelan korban lebih 100 jiwa karena masih banyak warga setempat yang dinyatakan hilang. Namun sejauh ini, kata Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, koordinasi di tingkat pusat tidak memperlihatkan adanya penanganan yang cepat dan sigap guna mengatasi para korban.
"Sementara masyarakat terkena korban justru semakin menderita, baik dalam melakukan evakuasi korban, mencari keluarga yang hilang, ataupun untuk keperluan tempat pengungsian yang layak," kata Syahganda.
Bahkan, lanjutnya, hal yang paling pokok yaitu kebutuhan obat-obatan, makanan, maupun pakaian tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah pusat.
"Pemerintah pusat dan instansi yang menangani bencana, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian Sosial, terkesan sangat tidak cekatan dan kurang tanggap," ujarnya. Dikatakan, kedua lembaga tersebut seharusnya telah mendistribusikan bantuan kepada korban sejak awal terjadinya bencana melalui transportasi udara, sehingga tidak perlu menunggu pernyataan darurat dari pemerintah pusat terkait bencana. Apalagi menyerahkan penanganannya pada pemerintah daerah, katanya.
"Pemerintah lokal tidak akan mampu mengatasi korban, kecuali dengan berbagai bantuan dari Jakarta sebab dana bantuan terkumpul di pemerintah pusat," demikian Syahganda.