REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bahwa negara memerlukan kekuatan militer yang cukup dengan postur yang tangguh. Selain itu, diperlukan tentara yang terlatih dengan kekuatan persenjataan yang modern. Pengembangan kekuatan bisa dilakukan dengan modernisasi persenjataan.
"Alutsista angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara, kita harapkan dapat makin kita lengkapi," ujar Presiden SBY dalam Upacara Parade Peringatan HUT TNI ke-65 di lapangan Skadron 17 Lanud Halim Perdanakusumah, Selasa (5/10).
Presiden SBY juga ingin lebih banyak lagi satuan tempur darat yang terlatih baik dan profesional, serta siap dikerahkan kemana pun dan kapan pun untuk mengemban tugas-tugas negara.
Berkaitan dengan pembangunan kekuatan dan modernisasi Alutsista TNI ini, kata Presiden SBY, pemerintah dengan dukungan DPR, telah bersepakat untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar bagi sektor pertahanan, tanpa mengabaikan dan mengorbankan kepentingan untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pimpinan Kementerian Pertahanan dan jajaran TNI diinstruksikan untuk menyusun rencana strategis pembangunan kekuatan pertahanan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan APBN, dengan kerangka waktu yang dipercepat, serta dengan sasaran yang tepat pula. Presiden SBY berharap dalam satu dasawarsa ke depan dapat diwujudkan postur pertahanan yang makin kuat dan mencukupi.
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY mengatakan, sesuai dengan amanat konstitusi, TNI mengemban tugas yang tidak ringan namun mulia, yaitu mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara. Hal itu dapat ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari yang persuasif sampai kepada yang koersif, serta mulai dari penyelesaian politik dan diplomasi sampai kepada perang.
Sebagai manifestasi dari peran internasional Indonesia, kata Presiden SBY, TNI mengemban tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian di berbagai wilayah konflik di dunia dan melakukan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat yang harus terus dilanjutkan. "Penciptaan dan pemeliharaan kawasan yang aman, damai dan stabil, juga harus kita wujudkan," katanya.
Presiden mengingatkan, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia bersama bangsa-bangsa ASEAN lainnya, sepakat mewujudkan komunitas ASEAN, termasuk di dalamnya komunitas politik dan Keamanan ASEAN. Hal itu dibangun berdasarkan pada hubungan persahabatan, dengan kepentingan dan misi utama untuk mencegah dan menyelesaikan konflik.
"Melalui komunitas politik dan keamanan, Indonesia dan juga negara-negara ASEAN, bertekad untuk menyelesaikan segala permasalahan secara damai, dengan mengkedepankan upaya politik dan diplomasi," kata Presiden di hadapan 5.000 peserta upacara dan ratusan peserta lainnya. Upacara diakhiri dengan atraksi puluhan pesawat tempur TNI di udara, di antaranya Sukhoi.