Selasa 05 Oct 2010 03:07 WIB

Otonomi Daerah Ikut Andil dalam Banyaknya Jumlah Puskesmas Tak Berdokter

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Siwi Tri Puji B
Dokter. Ilustrasi
Foto: *
Dokter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebanyak 8.800 atau 20 persen  puskesmas di Indonesia tidak memiliki dokter. Menteri Kesehatan, dr Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam siaran persnya menyatakan, kesenjangan distribusi SDM kesehatan juga disebabkan oleh adanya otonomi daerah. Sebab, SDM kesehatan tidak menjadi prioritas pembanganan kesehatan. "Hal ini dapat dilihat dari rendahnya proporsi anggaran di beberapa daerah yang dialokasikan oleh APBD untuk pengembangan SDM kesehatan," kata Endang.

Untuk mengatasi hal itu, Endang menjelaskan, Kemenkes telah mengembangkan sistem pemberian intensif yang dirancang khusus untuk petugas kesehatan di daerah terpencil. "Kita juga fokus pada distribusi SDM kesehatan untuk daerah yang terdapat masalah kesehatan," tambahnya.

Dia mengakui, meskipun telah dilakukan akselerasi SDM kesehatan, namun belum mampu mendukung perkembangan kesehatan secara keseluruhan. Sehingga ketidakseimbangan kualifikasi, jumlah, dan distribusi SDM kesehatan menyebabkan rendahnya jumlah SDM kesehatan berkualitas, terutama di daerah terpencil. Karena SDM yang berkualitas enggan ditempatkan di daerah tersebut.

Kondisi ini diperparah oleh lemahnya kebijakan, perencanaan, dan sistem informasi dalam mengelola SDM kesehatan. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi dikhawatirkan target pencapaian Millenium Development Goals (MDG's) pada 2015 mendatang tidak dapat tercapai. "Perlu upaya besar, karena adanya beberapa masalah dalam pembangunan kesehatan, termasuk penyediaan SDM kesehatan. Ini jadi perhatian khusus," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement