REPUBLIKA.CO.ID,PEMALANG-–Musibah tabrakan kereta api di Petarukan, Pemalang, ternyata meninggalkan duka yang mendalam bagi TNI. Karena dari musibah tabrakan antara Kereta Api Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama pada Sabtu (2/10) dinihari itu, menyebabkan delapan prajurit TNI meninggal dunia serta tiga lainnya luka berat dan ringan.
Komandan Korem 071 Wijayakusuma, Kolonel Inf Nono Suharsono, menyatakan kedelapan TNI yang menjadi korban berasal dari berbagai kesatuan. Mereka itu ada yang sengaja pulang atau liburan ke Semarang serta ada pula yang baru mengikuti pendidikan Secaba TNI di Jakarta. “Seluruh jenasah sudah diambil dan telah dimakamkan di tempat kelahirannya,’’ kata Danrem kepada //Republika//, Ahad (3/10).
Nono menjelaskan, delapan orang prajurit yang meninggal dalam musibah tabrakan kereta adalah Kolonel Yulianto dari Departemen Pertahanan Keamanan, Serka Yohanes dari Kesdam IV Diponegoro, Praka Heri Pramono (Batalyon 320 Banten), Lettu Heri Wardianto (Paldam Jaya Jakarta).
Kemudian Kapten Laut Ibnu Subroto (Kolinlamil Jakarta), Prada Dimas Dwi Andika (Batalyon Perhubungan Jakarta), Serda Subur (Batalyon Infantri 328 Kostrad) dan Praka Unggul (Rindam Jaya). Khusus untuk Serka Yohanes, dalam musibah tersebut turut juga menjadi korban istri Yenny dan anaknya Sebastian.
Nono mengungkapkan, selain itu ada tiga prajurit TNI yang mengalami luka berat-ringan yaitu Praka Sugianto (Yon Arhanud Kostrad), Serda Harno Susilo (Batalyon 328 Kostrad) dan Serda Sawon (Kostrad 328). ‘’Khusus untuk Serda Subur dia baru saja mengikuti pendidikan Secaba,’’ jelas Nono.