Senin 04 Oct 2010 04:55 WIB

Duh! Nyopet Demi Skripsi, Diamuk Jamaah Masjid

Rep: Asan Haji/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Warga Dusun Slamet, Desa Ringin Anom, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, justru tidak selamat. Meski memiliki niat baik menyelesaikan skripsinya di sebuah Perguruan Tinggi di Malang, lelaki bernama Nurul Huda, 29 tahun, ini justru jadi sasaran amuk massa, Ahad (3/9), karena tertangkap mencopet.

Awalnya, lelaki yang tidak beruntung secara ekonomi ini memang tidak mengakui kalau mencopet. Namun, setelah bukti berupa dompet ada di saku belakang celananya, dia tidak bisa mengelak lagi. "Ini saya lakukan karena terpaksa. Saya harus menyelesaikan skripsi, tapi tidak ada biaya. Sehingga, saya yang tak ada niatan melakukannya, justru terpikir saat melakukan itu (mencopet)," kata Nurul Huda pada polisi di Mapolsek Jabung, Kabupaten Malang.  

Nurul Huda digiring ke Mapolsek Jabung, karena dia saat tertangkap mencopet justru saat ikut pengajian rutin di Masjid Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung. Di masjid tersebut banyak jamaah pengajian dari berbagai daerah yang ikut. Termasuk Nurul Huda yang datang dari daerah Kecamatan Tumpang.

Kala itu, Nurul Huda berbaur dengan para jamaah lainnya. Para jamaah saling berdesakan, untuk segera pulang. Di antara jamaah itu hadir pula Solikin, 35 tahun, Dusun Boro, Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Dia merasa disaku celana belakangnya ada tangan yang menarik dompetnya. 

Sebenarnya, Solikin tidak tahu jika yang mencopet dompetnya itu adalah Nurul Huda. Solikin bingung beberapa saat. Namun, karena di antara jamaah pengajian itu ada yang melihat, jika yang mencopet dompet Solikin itu adaah Nurul Huda. Sehingga, pria yang mengaku terpaksa mencopet itu diangkap dan dihakimi beramai-ramai. 

Nurul Huda dihajar sampai babak belur. Merasa sudah puas, massa pun menggiring Nurul Huda ke Mapolsek Jabung. Saat di Mapolsek pun pelaku pencopetan yang sudah dihakimi massa ini masih sempat mengelak. Dia mengaku tidak mencopet. 

Meski begitu, polisi tidak kehabisan akal. Nurul Huda digeledah. Saat digeledah itulah, polisi menemukan dompet di balik baju Nurul Huda. Dalam dompet milik Solikin itu terdapat uang  Rp 350 ribu. Sehingga, pelaku pencopetan ini tak bisa mengelak lagi. 

Secara terus terang dan memelas, Nurul Huda akhirnya mengakui bila terpaksa mencopet. Sebab, dia membutuhkan uang untuk makan dan menyelesaikan skripsinya. Benarkah begitu? "Benar atau tidak, itu urusan dia. Yang jelas, kalau mencopet itu tidak dibenarkan dan harus tetap diproses sesuai hukum," papar Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement