Sabtu 02 Oct 2010 00:46 WIB

Geser Arah Kiblat, Masjid Istana Anggarkan Rp 9 M

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Istana Negara
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Istana Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Kepresidenan melakukan pergeseran arah kiblat. Pergeseran arah kiblat itu dilakukan sekaligus dengan perluasan dan renovasi masjid. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid yang mulai direnovasi pada awal 2010 ini.

Peresmian dilakukan setelah pelaksanaan shalat Jumat pada Jumat (1/10). Sebelumnya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menyampaikan laporan kepada Presiden tentang proses renovasi yang memakan dana sebanyak Rp 9 miliar itu. Masjid Baitrurrahim dibangun sejak awal kemerdekaan. Awalnya, masjid ini hanya seluas 605 meter persegi. "Arah kiblat selama ini kurang akurat baru disadari bulan Mei 2008 lalu," kata Sudi.

Dari estetika, lanjut dia, masjid ini masih perlu ditata kembali agar jamaah yang menunaikan ibadah merasa nyaman dan khusuk dalam ibadah. "Ketika kondisi ini kami laporkan ke Presiden, Presiden langsung memerintahkan untuk segera memperbaiki arah kiblat, dan bangun kembali, sehingga masjid ini layak untuk digunakan para jemaah yang selama ini beribadah di masjid," kata dia.

Mulai 15 januari 2010, Sekretariat Negara mulai melaksanakan perintah Presiden itu dengan melakukan pembangunan kembali dan perluasan masjid agar dapat menampung lebih banyak lagi jamaah. "Saat ini luas masjid sudah bertambah yang awalnya 605 meter persegi menjadi 1.105 meter persegi, sehingga bisa tampung jemaah sekitar 1000 orang," katanya.

Sudi mengatakan, arah kiblat diketahui belum tepat ketika mengetahui bahwa setiap tahunnya bahwa 26 Mei sampai 30 Mei pada pukul 16.28 WIB itu matahari persis di atas Masjidil Haram. Oleh sebab itu, Sudi mengundang pihak Kementerian Agama, Kepala Rumah Tangga Presiden, Setneg, dan pejabat terkait. "Dan kami ajak untuk koreksi arah kiblat," katanya.

Setelah dicek dan dikoreksi langsung oleh Kementerian Agama secara formal, ternyata apa apa yang kami lakukan dan ternyata koreksi itu benar adanya. "Keseluruhan biaya yang kami gunakan untuk pembangunan kembali masjid ini Rp 9.851.497.000 dan prosesnya mengikuti seluruh prosedur perundangan yang berlaku," katanya.

Semula masjid ini akan diresmikan pada 17 Ramadhan lalu, tapi sistem pengeras suara dan pengatur udara masih kurang memadai. "Kami laporkan Presiden, Presiden spontan untuk secara pribadi melengkapi atau menyumbangkan secara pribadi untuk bisa AC, sound system berfungsi sebgaimana diperlukan dan kita coba dan rasakan seperti apa hasilnya," katanya.

Shalat Jumat pertama di masjid yang baru selesai direnovasi itu dipimpin oleh Imam Masjidil Haram Haram Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid. Sedangkan, khatibnya adalah Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nazaruddin Umar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement