REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN--Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrokan warga di Tarakan Kaltim bermula ketika pada Minggu, 26 Oktober 2010, Abdul Rahmansyah, warga Kelurahan Juanta Permai sedang melintas di Perum Korpri Jalan Seranai III, Juata Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan, yang secara tiba-tiba dikeroyok lima orang tidak dikenal sehingga Abdul mengalami luka-luka di telapak tangan.
Selanjutnya Abdul pulang ke rumah untuk meminta pertolongan dan diantar pihak keluarga ke RSU Tarakan untuk berobat. Besoknya, Senin (27/9), orang tua Abdul Rahmansyah beserta enam orang yang merupakan keluarga dari Suku Tidung berusaha mencari para pelaku pengroyokan dengan membawa senjata tajam berupa mandau, parang dan tombak.
Mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga sebagai rumah tingga salah seorang dari pengroyok di Perum Korpri Jalan Seranai III, Juata, Tarakan Utara Kota Tarakan.
Penghuni rumah yang mengetahui bahwa rumahnya akan diserang segera mempersenjatai diri dengan senjata tajam berupa badik dan parang. Kemudian terjadilah perkelahian antara kelompok Abdullah (warga Suku Tidung) dengan penghuni rumah tersebut (kebetulan warga Suku Bugis Latta).
Akibatnya, Abdullah meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam.