Rabu 29 Sep 2010 09:50 WIB

Partai Demokrat Janji Berantas Kemiskinan Bersama NU

Rep: wul/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Politisi Partai Demokrat berjanji akan bersinergi menanggulangi kemiskinan di Indonesia dengan menggandeng ormas Islam,Nahdlatul Ulama. Hal itu terlontar saat pengurus DPP Partai Demokrat bersilaturahmi ke kantor PBNU, Kramat Raya,Selasa (28/9).

Para politisi Demokrat yang turut serta antara lain Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono. Tampak pula beberapa Wasekjen PD Ramadhan Pohan dan Angelina Sondakh serta Ketua Fraksi PD DPR RI Jafar Hamzah bersama anggota Dewan Pertimbangan PD Ahmad Mubarok. Beberapa anggota DPR dari Fraksi PD di antaranya Nurhayati Assegaf (Komisi I) dan Shofatillah Mursai (Komisi VIII).

Kedatangan mereka selama 1,5 jam diterima Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Wakil Ketua Umum Slamet Effendi Yusuf. "Kami dari NU menegaskan kembali ke khittah ikut menjaga NKRI. Partainya apa saja,asalkan berpedoman pada Pancasila,Bhineka Tunggal Ika,dan NKRI," buka Said.

Secara gamblang, ia menegaskan, jika pihaknya mempertahankan prinsip ahlussunah wal jamaah dalam gerakannya. Serta bertekad membangun mitra positif dengan partai apapun dan seluruh kepemimpinan presiden RI dari masa ke masa,hingga kini. "Kami ingin bermitra yang positif. Asal memberantas kemiskinan,kebodohan,asal pandai-pandai mendekati secara prosedural," papar Said.

Anas pun menambahkan, partainya dan NU banyak mempunyai kesamaan dalam prinsip dasar bernegara,yaitu konsensus Pancaila,UUD 1945 dan NKRI. Demokrat, ujarnya, hadir untuk membuka pintu kerjasama dan sinergi tentang isu kemiskinan dan kesehatan masyarakat. "Yang kami lakukan bukan sekedar ikhtiar partai,tapi ada konteks keumatan mencapai kepentingan nasional.Tak ada dikotomi kekuasaan partai atau bukan partai,semuanya berada dalam satu rumah keindonesiaan," katanya.

Ia pun menegaskan, kerja politik pemenang Pemilu 2010 ini,tak terhenti pada perolehan besar kursi dan suara. "Ini baru mukadimah sinergi," ujarnya.

Sementara itu, Slamet Effendi Yusuf melihat tujuan pemberantasan kemiskinan sangat sulit dicapai di Indonesia karena sarat kegaduhan politik dan pemerintahannya. "Tak tercapai kalau dipenuhi kegaduhan karena tak matchnya sistem pemerintahan dan kepartaian,akibatnya ada pergulatan di parlemen,"jelasnya.

Ia pun menawarkan solusi langkah konkret dengan membentuk situasi politik ideal pada empat pilar,yakni presidensiil dan sistem kepartaian yang bermakna social engineering. "NU gembira bila menuju pada permintaan yang sempurna,bila kekuatan besar tak digunakan, percuma," tegasnya.

Menanggapi hal ini, putera Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,Ibas mengakui kemiskinan di Indonesia secara statistik berkurang. Tapi banyak daerah miskin di pelosok yang belum terjangkau. "Kita bangga NU selalu berada di tengah-tengah bangsa dan ada perdamaian. Presiden SBY gamblang dan jelas menyerukan perdamaian dunia. Hal itu efektif dan bisa dirasakan," cetus Ibas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement