REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Front Pembela Islam (FPI) menemui Direktur Pusat Kebudayaan Belanda, Paul Pieters, terkait protes yang dilakukan organisasi massa itu terhadap rencana penayangan film bertema homoseksualitas di pusat Kebudayaan Belanda.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP FPI, Awid Masyuri, mengatakan pihaknya telah diterima oleh Paul Pieters guna memprotes rencana penayangan film yang bertemakan homoseksual dan lesbi itu. ''Dia (Paul Pieters) akan menyampaikannya ke duta besar Belanda soal keberatan umat terhadap penyelenggaraan festival film,'' ujarnya di depan Kedubes Belanda, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/09).
Awid mengancam, bila festival tetap diselenggarakan, maka umat Islam akan turun ke jalan guna menghentikan penyelenggaraan acara. ''Kita sudah peringatkan, namun bila film tetap diputar maka umat Islam akan bertindak,'' tegasnya. Pihak Kedutaan Belanda sendiri tidak bisa dikonfirmasi karena sedang mengadakan rapat guna membahas protes masyarakat.
Sementara itu, Pusat Kebudayaan Perancis yang juga menjadi tempat perhelatan festival mengatakan pihaknya telah membatalkan rencana pemutaran film bertema homo dan lesbi. ''Pemutaran film sudah dibatalkan. Tapi bukan CCF (Pusat Kebudayaan Perancis) uang membatalkan, tapi peyelenggara filmnya,'' kata staf Pusat Kebudayaan Prancis, Atika Suri, saat dihubungi wartawan.
Sebelumnya Pusat Kebudayaan Perancis juga didemo oleh massa FPI lantaran rencana penyelenggaraan festival. Usai melakuksan aksi di depan Kedutaan Belanda, massa FPI langsung membubarkan diri. Rencananya film festival homo dan lesbi--Q film Festival--akan digelar di sejumlah pusat kebudayaan negara asing, di antaranya Ersmus Huis Belanda, CCF Prancis, Goethe Institut Jerman, dan Jepan Fondation. Q film festival merupakan pagelaran film khusus waria, homoseksual, dan lesbi.