Selasa 28 Sep 2010 06:27 WIB

PTDI: Indonesia Kehilangan Perancang N250

Rep: C23/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Meninggalnya Ir H Alexander Supelli yang disebabkan kecelakaan pesawat Super Decathlon 8 KCAB yang dikendarainya, membuat kehilangan yang mendalam bagi dunia kedirgantaraan Indonesia. Pasalnya, Alex merupakan satu-satunya perancang pesawat N250 dari Indonesia.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Aerostructure PT Dirgantara Indonesia (DI), Andi Alisjahbana. Menurut dia, dunia kedirgantaraan telah kehilangan perancang pesawat N250 yang belum ada tandingannya di Indonesia.

“Dia beruntung karena pernah memimpin dalam perancangan pesawat N250, tidak ada orang lain lagi,” ungkap Andi yang ditemui Republika di rumah duka, Jalan Sumbersari No 10, Caringin, Kota Bandung, Senin (27/9) siang.

Ia menuturkan, Alex merupakan penerbang yang juga ahli dalam structure design pesawat terbang khusus seperti N250. Di PTDI, ia awalnya menjadi designer, lalu menjadi supervision dan kemudian menjadi manajer serta kepala divisi aircraft design khusus pesawat N250.

Selain itu, ia menambahkan, sangat sulit mencari kombinasi pengalaman seperti Alex. Pasalnya, sulit menemukan seorang penerbang yang juga sekaligus sebagai perancang pesawat. Jumlah jam terbang Alex sendiri juga cukup mengagumkan untuk seorang perancang pesawat, yaitu dua ribu jam.

“Test Pilot memang memiliki jumlah jam terbang tinggi, seperti Esther yang telah mengantongi enam ribu jam terbang. Tapi Alex juga sebagai perancang dan ini sulit ditemukan sosok seperti Alex,” jelasnya. Meninggalnya Alex, tambahnya, cukup memukul dunia kedirgantaraan Indonesia. Pasalnya dia telah membentuk dan melatih ribuan designer pesawat dari dalam dan luar negeri.

Saat ini, PTDI ada yang memiliki kemampuan seperti Alex, namun baru memiliki jam terbang selama 800 jam. Sedangkan dalam sertifikasi penerbang, minimal harus mengantongi 1800 jam terbang. Hal ini, lanjutnya, disebabkan karena minimnya dana untuk pengembangan SDM di PTDI.

“Di dunia kedirgantaraan, khususnya penerbangan, pengalaman seperti Alex tidak ada yang menyamai. Karena pesawat N250, Indonesia tidak memproduksinya lagi,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement