REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menyusul padamnya kembali listrik di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (17/9) lalu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai pemerintah kurang sigap. Maksudnya, pemerintah dianggap kurang memprioritaskan permasalahan kelistrikan di bandara tersibuk di Indonesia ini untuk segera dibenahi.
"Pemerintah menurut saya belum menjadikan hal ini (padamnya listrik di bandara) sebagai prioritas untuk ditangani segera," kata Sekretaris Jenderal MTI Danang Parikesit kepada Republika di Jakarta, Senin (20/9).
Untuk itu, MTI amat menyayangkan kurang responsifnya pemerintah. Pasalnya, permalasalahan padamnya lsitrik bandara merupakan sebuah masalah yang urgent (penting). Danang berharap pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN. Tidak terkecuali, perlunya aksi sigap PT Angkasa Pura II (AP II) selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta.
"Saya kira ini persoalan yang sangat urgent untuk segera dituntaskan oleh PT Angkasa Pura, termasuk Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ini juga harus difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN," ujar Danang.
MTI berharap AP II menepati janjinya untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Termasuk menjelaskan audit yang dilakukan pihaknya terkait flicker (kedipan listrik) di Bandara Soekarno Hatta pada 6 Agustus 2010 lalu. Danang menuturkan sampai saat ini AP II belum pernah menyampaikan hasil audit tersebut kepada publik.
"Kita ingat bahwa Dirut Angkasa Pura menjanjikan adanya audit pada saat terjadi flicker beberapa waktu lalu. Sampai sekarang hasil audit belum pernah disampaikan ke publik. Saya rasa itu langkah pertama yang harus didesakkan kepada otoritas pelabuhan udara dan pengelola bndara," lugas Danang.
Sebaga bandara internasionaal dan salah satu instalasai straregis nasional, lanjutnya, keandalan listrik dan komunikasi, tidak bisa memiliki margin error seperti yang terjadi di Soekarno Hata saat ini.
Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar membantah jika pihaknya dianggap kurang tegas menindak direksi AP II terkait kembali padamnya listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Dia menyatakan telah memberikan teguran keras kepada direksi AP II selepas kejadian memalukan tersebut. "Ini sudah lebih dari teguran. (Direksi AP II) sudah saya telepon langsung. Jadi (kalau) disebut tidak ada teguran kaget saya," kata Mustafa kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (20/9).
Seperti diketahui, listrik di Bandara Soekarno-Hatta kembali padam selama sekitar 10 menit, dari pukul 13.30 Wib hingga 13.40 WIB pada Jumat (17/9). Padamnya listrik di bandara tersibuk di Indonesia itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pemadaman listrik juga terjadi pada 6 Agustus 2010 lalu.
Akibat terbakarnya gardu listrik di Muara Karang, Jakarta Utara, juga mengakibatkan listrik di Bandara Soekarno-Hatta, sempat padam, pada Rabu (21/7). Listrik pada mulai sekitar pukul 10.00 WIB, tapi, tidak sampai mengganggu jadwal penerbangan.
"Kejadian (padamnya lsitrik di bandara) hari Jumat, begitu Sabtu (18/9) langsung saya telepon. Saya panggil, kemudian saya semprot habis mereka. Siapa bilang tidak ada teguran," tegas Mustafa.