Rabu 15 Sep 2010 04:38 WIB

Oala, Ternyata Detektor Narkoba di Bandara Soekarno-Hatta Sangat Minim

Rep: c25/ Red: Siwi Tri Puji B
Sabu-sabu
Foto: Edwin/Republika
Sabu-sabu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meski telah menggagalkan 46 kasus penyelundupan narkoba, sejatinya Bandara Internasional Soekarno Hatta masih miskin alat detektor narkoba. Menurut Gatot Sugeng Wibowo, kepala Seksi Penindakan dan Penyelidikan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, fasilitas bandara menyangkut alat pendeteksi narkoba masih sangat minim. "Metal detector saja baru ada di terminal keberangkatan," ujar Gatot.

Kedua, belum adanya portable rontgen atau alat pemeriksa bagian dalam tubuh. Ini mempersulit pemeriksaan terhadap pelaku penyelundupan yang memasukkan narkoba ke dalam tubuh.

Selama ini, Gatot melanjutkan, pihaknya akan mendatangi rumah sakit untuk meminjam portable rontgen jika ada penumpang yang dicurigai menyelundupkan narkoba di dalam tubuh. Ketiga, bandara tidak punya body scan. Padahal, alat ini amat penting untuk deteksi awal.

Di bandara-bandara Asia, menurut Gatot, fasilitas pemeriksaan sangat lengkap. Malaysia dan Hongkong, misalnya, memiliki semua perangkat itu, yang membuat penyelundup tidak bisa lolos. "Alat-alat itu sangat mahal, tapi kita harus memiliki," katanya.

Kekurangan lain adalah minimnya petugas pemeriksa. Saat ini, Bea dan Cukai hanya memiliki 40 petugas pemeriksa di setiap shift. Dari 40 orang itu, yang bertugas memeriksa dan mengawasi penumpang hanya 20 orang. Sisanya bertugas memberikan pelayanan.

Menurutnya, jumlah yang ideal setiap shift adalah 70 orang. Akibat jumlah petugas yang sedikit, penyelundup merasa peluang lolos membawa narkoba ke Indonesia sangat besar. Apalagi, Bandara Soekarno-Hatta sangat sibuk dengan 75 penerbangan kedatangan setiap hari. "Bayangkan jika setiap pesawat membawa 400 penumpang, betapa repotnya petugas mengawasi penumpang," ujar Gatot.

Menanggapi maraknya penyelundupan narkoba lewat bandara, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kombespol Tornagogo Sihombing, mengatakan, pihaknya akan semakin memperketat pemeriksaan terhadap penumpang dan pesawat yang berasal dari luar negeri. "Terutama yang berasal dari Iran dan India," ucapnya.

Menurut Tornagogo, kedua negara tersebut paling sering melakukan penyelundupan narkoba lewat Bandara Soekarno-Hatta. Dia berharap, peningkatan pengawasan itu jumlah kasus penyelundupan narkoba lewat bandara bisa ditekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement