Senin 06 Sep 2010 03:28 WIB

Bulog Serap 1,8 Juta Ton Gabah Kering Giling

Rep: ismail lazarde/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA—Perum Bulog telah berhasil melakukan pengadaan Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 1,8 juta ton sepanjang tahun ini. Angka tersebut telah melampaui 50 persen target pengadaan gabah Bulog tahun 2010 yang mencapai 3,2 juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan, fenomena La Nina yang mengakibatkan musim hujan berkepanjangan di wilayah Indonesia, turut mengkoreksi target pengadaan gabah Bulog. “Kita naikkan targetnya 2,2 persen,” ujar Sutarto kepada Republika, Ahad (5/9).

Menurut Sutarto, alasan peningkatan target pengadaan gabah terkait dengan prediksi peningkatan produksi padi tahun 2010. Berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, kata Sutarto, produksi padi tahun ini akan meningkat 1,17 persen dibandingkan tahun lalu. “Sampai akhir Juli lalu mencapai 65,1 juta ton GKG,” imbuh Sutarto.

Dengan proyeksi peningkatan produksi tersebut, Sutarto mengimbau agar Divisi Regional dan Sub Divisi Regional Bulog di daerah untuk terus melakukan pengadaan sebanyak-banyaknya. “Sekarang ini kan lagi panen raya dimana-mana, Divre dan Sub Divre harus mampu menyerap sebanyak mungkin gabah petani,” ucapnya.

Dikatakan, Divre dan Sub Divre Bulog tidak perlu khawatir ihwal ketersediaan dana pengadaan. Bulog telah menyediakan dana pengadaan yang cukup untuk menyerap gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Sutarto juga meminta kerja sama dari seluruh petani agar menyalurkan gabahnya ke Bulog mengingat HPP gabah untuk tahun ini juga sudah sangat baik untuk peningkatan kesejahteraan petani. “Petani juga harus bisa bekerja sama. Jangan kalau panen gabahnya bagus, dijual ke orang, tapi pas jelek baru dilempar ke Bulog.”

Musim hujan berkepanjangan tahun ini, lanjut Sutarto, juga berpotensi membuat kualitas gabah petani menurun lantaran kadar air dalam gabah meningkat. Padahal, gabah yang diterima Bulog adalah GKG dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa kotoran maksimum tiga persen.

Adapun untuk beras, sesuai dengan Inpres 7/2009, persyaratan kualitas beras yang diterima Bulog adalah beras dengan kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, butir menir maksimum dua persen, dan derajat sosoh minimal 95 persen.

“Gabah dan beras dengan kualitas seperti ini baru bisa diterima Bulog dengan harga HPP, makanya petani agar terus meningkatkan kualitas padinya untuk mendapatkan jaminan pasar dan harga HPP,” tandas Sutarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement