REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--DPRD Sumatra Utara mengritik tajam distribusi bantuan bagi korban letusan Gunung Sinabung. Menurut DPRD Sumut, pembagian sembako untuk para korban letusan Gunung Sinabung sangat lambat dan dianggap amburadul.
Ketua DPRD Sumut, Saleh Bangun, memperkirakan 27 ribu pengungsi yang ditampung di 12 titik lokasi terancam tak kebagian dan kelaparan. Akibatnya kondisi yang amburadul ini, banyak pihak yang langsung memberikan bantuan kepada pengungsi tanpa melalui pemda setempat.
Rabu (1/9) lalu, Saleh Bangun dan anggota dewan asal Karo, Dairi dan Pakpak Bharat --Layari Sinukaban, Taufan Agung Ginting, Darmawan Sembiring, dan Richard Eddy M Lingga-- menyerahkan bantuan secara langsung kepada masyarakat pengungsi korban letusan Gunung Sinabung. "Para donatur dan pemberi bantuan tampaknya sudah krisis kepercayaan kepada Pemkab Karo. Terbukti banyak yang menyerahkannya secara langsung kepada masyarakat, seperti tokoh parpol, pengusaha, BUMN, dan DPRD Sumut," tutur Saleh.
Padahal, pemkab sudah membentuk posko utama penerimaan bantuan di Pendopo Rumah Dinas Bupati. Tapi karena Pemkab Karo sangat arogan dan seolah-olah tidak membutuhkan bantuan, akhirnya para donatur membagi-bagikannya secara langsung dan merata kepada rakyat pengungsi, yang tersebar di Berastagi maupun Kabanjahe.
Saleh Bangun mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemkab Karo yang seolah-olah menelantarkan rakyatnya karena hingga 3 hari setelah letusan tidak ada hak inisiatif yang dilakukan pemkab, baik penyediaan bahan makanan, bantuan dari APBD, maupun penyediaan MCK (mandi cuci dan kakus). Para pengungsi semakin menderita karena tidak tau mau ke mana buang air besar dan kecil.
"Pangdam I/BB telah mengerahkan personel TNI untuk membantu mengamankan, membuat dapur umum sekaligus memasak serta mendirikan tenda-tenda darurat, tapi dana untuk persediaan makanan pengungsi tidak disediakan, sehingga para prajurit yang setia membantu masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Saleh.
Saleh Bangun juga melihat perlakuan Pemkab kurang manusiawi terhadap rakyatnya, karena hanya menganggarkan Rp5000/pengungsi/hari (untuk tiga kali makan), padahal bantuan dari berbagai pihak sudah banyak yang mengalir, termasuk dari menkokesra, gubernur Sumut, para pengusaha, BUMN, parpol dan sejumlah donator dari berbagai penjuru tanah air.
Kemarin ketua dan anggota DPRD Sumut menyerahkan langsung bantuan dari 100 anggota dewan kepada masyarakat pengungsi Gunung Sibayak di 12 titik pengungsian di Karo. Adapun bantuan tersebut berupa 4 ton beras, 48 kotak mi instan, 12 zak gula putih, 12 goni ikan asin dan ikan campur, puluhan kota sabun cuci, dan 240 kg minyak goreng.