REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPR, Tjahjo Kumolo, setuju Pemerintah RI harus memainkan diplomasi bermartabat, termasuk menghadapi Malaysia. Tetapi, dia mengingatkan, diplomasi itu mestinya harus didukung dua kaki yang tangguh, yakni ekonomi dan militer.
''Dua kaki ini pernah menempatkan posisi Indonesia lebih tinggi ketimbang Malaysia, yakni di zaman (Presiden) Bung Karno,'' katanya di Jakarta, Selasa (31/8).
Ketika itu, menurut dia, militer Indonesia terkuat nomor dua di Asia, ditambah lagi sumberdaya alam (SDA)-nya masih utuh. ''Sehingga, kita berani menyatakan 'ganyang Malaysia','' ujarnya.
Selama masa Orde Baru (Orba), Indonesia lebih banyak membangun political power ketimbang pembenahan alat utama sistem persenjataan (alutsista). ''Akibatnya, Malaysia menyalip Indonesia di bidang kekuatan militernya plus ekonomi nasionalnya. Sekarang kita menyaksikan, jutaan TKI cari nafkah di sana dan lain-lain negara, karena tuntutan hidup keluarga, juga apalagi jaminan ekonomi negerinya makin minim,'' paparnya.
Tjahjo Kumolo menegaskan, waktunya sekarang kita memperkuat kaki-kaki ekonomi dan militer serta peningkatan seluruh kemampuan bangsa. ''Indonesia harus dengan gagah berani membangun maritime power-nya. Ini harus diutamakan. Karena sebagai kepulauan, hal ini justru terabaikan selama ini,'' katanya.