Selasa 31 Aug 2010 02:15 WIB

Jelang Lebaran, Remitansi TKI Capai Rp 20 Triliun

Rep: M Imam Baihaki / Red: Endro Yuwanto
Uang rupiah
Uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Remitansi yang dikirimkan oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri meningkat drastis. Jelang Hari Raya Idul Fitri, diperkirakan jumlahnya mencapai Rp 20 triliun.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar, mengatakan, indikasi meningkatnya remitansi bisa dilihat dari tingginya transfer uang dari luar negeri ke daerah-daerah asal TKI.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Kemenakertrans, di Kabupaten Kediri transfer dana TKI pada triwulan II/2010 ini sudah mencapai Rp 447,60 miliar. Kantor pos Kudus juga melaporkan, jumlah pengiriman uang TKI selama bulan Juli 2010 mencapai Rp 100 miliar, sementara Kabupaten Sumbawa mencatat remitansi lebih dari Rp 200 miliar.

Muhaimin dalam rilis yang diterima Republika, Senin (30/8) mengimbau agar para TKI maupun keluarganya dapat memanfaatkan uang tersebut dengan lebih produktif. ''Gunakan secara bijak dan sesuai kebutuhan, hindari belanja konsumtif berlebihan. Lebih baik pergunakan uang hasil bekerja di luar negeri untuk kegiatan usaha,'' imbaunya dalam kunjungan kerja dan safari Ramadhan di Jawa Timur.

Aliran dana TKI yang masuk ke dalam negeri setiap bulannya terhitung tinggi. Sedangkan untuk Lebaran, biasanya TKI mengirim uang ke tempat asal dalam jumlah yang sangat besar, misalnya pengiriman uang dari Arab Saudi bisa mencapai Rp 10 juta-Rp 15 juta per orang. Dari Malaysia umumnya berikisar Rp 7-Rp 8 juta per orang. "Ini saja pengiriman yang dilakukan melalui jasa perbankan. Masih banyak TKI yang dalam pengiriman uangnya menggunakan jalur nonperbankan seperti titip dengan TKI yang pulang kampung," tambah pria yang biasa disapa Cak Imin.

Cak Imin menyayangkan jika dana tersebut hanya digunakan untuk keperluan yang tidak bisa dianggap penting dan mendesak. Menurutnya, dana TKI adalah dana segar yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat desa melalui kegiatan produktif. "Penggunaan yang bersifat konsumtif hanya akan menggerakkan ekonomi sesaat, berbeda jika diinvestasikan dalam bentuk kegiatan usaha yang bisa menyerap tenaga kerja baik di sektor pertanian, perkebunan maupun perdagangan," ujar politisi PKB ini.

Kebiasaan lama yang banyak terjadi di daerah-daerah kantung pengirim TKI, kata Cak Imin, dana remitansi itu lebih banyak digunakan untuk membeli motor baru dan alat-alat elektronik atau memperbaiki rumah tinggal mereka. "Kemenakertrans menyiapkan paket kerja sama untuk membangun desa produktif di perkampungan TKI. Kita akan membantu mengurangi jumlah TKI Ilegal kalau tersedia lapangan kerja di pedesaan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement