REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didesak untuk mengambil sikap tegas terhadap Pemerintah Malaysia pascainsiden Tanjung Berakit. Presiden bahkan diminta memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. “Malaysia sudah tidak menunjukkan itikad baik terhadap Indonesia,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, di gedung DPR, Jakarta, Jumat (27/8).
Tuntutan sikap tegas Presiden terhadap Malaysia, kata Rieke, adalah akumulasi perlakukan Malaysia terhadap bangsa Indonesia. Rieke yang di DPR membidangi masalah ketenagakerjaan, mengaku prihatin dengan perlakuan Malaysia terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut Rieke, keberadaan TKI di Malaysia semakin tidak dihargai.
Rieke membandingkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang tegas membela warga negaranya. Bahkan saat Gus Dur sudah tidak menjadi Presiden pun beberapa kali memperjuangkan WNI di negara lain. "Presiden SBY harus pasang badan terhadap vonis mati TKI. Lakukan desakan politik agar ada keringanan dan kebebasan TKI tersebut," tegas Rieke.
Rieke memaparkan sejumlah pelanggaran HAM Malaysia terhadap TKI. Laporan yang diterima Komisi IX DPR pada tanggal 15 maret 2010 terdapat dua TKI yakni Muhdi dan Mukhlis yang ditembak di tempat karena dituding merampok. Selain itu, Rieke memerinci, terdapat 42 ribu TKI di bawah umur dipekerjakan di perkebunan kepala sawit. 13 ribu anak-anak TKI di Malaysia juga tidak dijamin pendidikannya. "Dan setiap minggu dilaporkan ada 400 TKI di deportasi," terang Rieke.