Rabu 25 Aug 2010 22:16 WIB

Sekjen PBB Puji Peranan Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK--Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, memuji peranan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kerangka PBB menangani berbagai masalah yang dihadapi dunia. Pujian atas peranan Presiden Yudhoyono itu disampaikan Ban Ki-moon saat ia menerima Duta Besar Hasan Kleib, yang menyerahkan surat-surat kepercayaan sebagai Wakil Tetap (Watap) RI di New York untuk PBB, di Markas Besar PBB, New York, Selasa (24/8) waktu setempat.

"Sekjen PBB menitip salam kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sekjen sangat terkesan dengan peranan penting yang dimainkan oleh Bapak Presiden dalam penanganan isu-isu multilateral dalam kerangka PBB," kata Hasan. Hasan Kleib bersama 23 pejabat lainnya telah dilantik sebagai duta besar oleh Presiden Yudhoyono pada 10 Agustus lalu di Jakarta.

Menyangkut jabatan barunya sebagai Watap RI untuk PBB di New York, Hasan Kleib menuturkan bahwa PBB memiliki nilai strategis yang tinggi bagi pelaksanaan diplomasi multilateral Indonesia. Diplomasi multilateral itu, menurut dia, sangat penting dijalankan dalam upaya mengamankan dan memajukan kepentingan nasional Indonesia, terutama untuk memelihara keamanan nasional, kesatuan wilayah dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sebelum diangkat sebagai Watap RI untuk PBB di New York, Hasan Kleib merupakan Deputi Watap RI untuk PBB-New York, sejak Januari 2009. Saat Indonesia menjalani keanggotaan tidak tetap di Dewan Keamanan PBB untuk periode 2007-2008, ia menjabat sebagai Deputi Watap RI untuk Dewan Keamanan, di bawah kepemimpinan Marty Natalegawa yang saat itu masih menjadi Wakil Tetap RI untuk PBB-New York.

Sejak Marty diangkat sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Bersatu II pada Oktober 2009, Hasan Kleib juga menjabat sebagai Kuasa Usaha Sementara PTRI New York. Hasan Kleib meraih gelar sarjana hubungan internasional pada tahun 1986 dari Universitas Padjadjaran Bandung dan gelar "Master of Art for Foreign Affairs and Trade" dari Monash University, Australia, pada tahun 1997.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement