REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Pihak polisi memastikan senjata yang digunakan kawanan perampok CIMB Niaga Medan adalah jenis AK-56 dan pistol jenis FN. Kedua jenis senjata ini diperoleh dari sisa-sisa konflik di Aceh yang jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggungjawab. Sedangkan senjata M-16 adalah milik anggota polisi yang dirampas kawanan rampok.
''Jadi, senjata yang digunakan bukan standar yang digunakan TNI-Polri,'' kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharuddin Djafar, kepada Republika, Senin (23/8).
Penegasan itu dinyatakannya, untuk menjawab spekulasi tentang persenjataan organik TNI-Polri yang digunakan kawasan rampok Bank CIMB Niaga Medan. Pihak polisi menduga barang itu diselundupkan dari luar negeri, saat konflik Aceh terjadi.
Sementara itu, menuerut Djafar, senjata M-16 yang dipakai salah satu perampok, merupakan senjata milik anggota Brimob Briptu Imanuel Simanjuntak yang dirampas. Briptu Imanuel diketahui sempat menembak salah seorang pelaku namun tidak melukai pelaku tersebut. Padahal senjata M-16 yang dirampas pelaku berisi peluru tajam, bukan peluru karet.
Djafar menegaskan, sampai kemarin perkembangan dari kasus perampokan yang menggegerkan itu belum ada. ''Pihak penyidik masih bekerja keras di lapangan,'' katanya.
Ia menegaskan pula perampokan CIMB Niaga murni kriminalitas dan belum ada keterkaitan dengan terorisme. Namun pihaknya mengakui kalau kawasan rampok itu cukup terlatih melakukan aksinya di siang bolong.