REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kemampuan seluruh penduduk satu negara untuk mendukung kemenangan dalam peperangan merupakan faktor utama yang menentukan kuatnya pertahanan suatu negara. Bukan semata-mata kecanggihan teknologi maupun kemampuan berdiplomasi dan berorganisasi.
Demikian dikatakan oleh Wakil Presiden Boediono. ''Pihak yang menang memang biasanya mereka yang punya keunggulan organisasi sosial yang ada di lapangan,'' katanya saat memberikan pembekalan untuk peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIV Lemhanas di Kantor Wakil Presiden, Kamis (19/8).
Namun demikian, ia mengambil contoh dari sejarah revolusi Indonesia. ''Kita pakai senjata seadanya, rampasan dari jepang, bambu runcing. Lawan kita dengan segala peralatannya yang pada waktu itu paling modern. Akhirnya kita bisa keluar sebagai pemenang,'' jelas dia.
Karenanya, Boediono kemudian menegaskan, memang ada kombinasi antara perang, diplomasi dan teknologi canggih. Intinya, kata dia, organisasi yang bertujuan melakukan diplomasi, maupun mobilisasi, tidak akan berhasil jika tidak diimbangi dengan kemampuan seluruh penduduk untuk mendukung perang.