Selasa 10 Aug 2010 08:14 WIB

Menhub: Visi Indonesia Harus Dibuat 100 Tahun

REPUBLIKA.CO.ID,MAUMERRE, SIKKA--Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengingatkan, visi Indonesia harus dilihat dalam konteks 100 tahun atau minimal 50 tahun ke depan dalam menata dan mengembangkan suatu kawasan. Jika tidak diantisipasi mulai dari sekarang, maka Indonesia akan selalu terbentur pada saat sedang dalam kondisi baik, ketika akan melakukan pengembangan, kawasan sudah berubah peruntukkannya, kata Menteri Perhubungan (Menhub) di Maumere, Kabupaten Sikka, Senin.

Dia mengemukakan hal itu ketika meresmikan pergantian nama Bandara Waioti menjadi Bandara Frans Seda Maumere dan Pelabuhan Laut Sadang Bui menjadi Pelabuhan Lorens Say Maumere. Menhub mencontohkan, banyak pelabuhan di daerah terutama di Pulau Jawa seperti Jakarta, tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah maksimal.

Hal ini, kata dia, karena tidak mengantipasi kondisi seperti sekarang ini, di mana perkembangan terjadi begitu cepat bahkan 10 tahun lebih awal dari perkiraan 20 tahun, baik dalam konteks nasional maupun internasional.

"Dalam konteks itu, dengan pengalaman yang baik ini, saya selalu berpesan kepada gubernur, bupati dan wali kota agar kembangkan daerah dengan rencana tata ruang yang terpadu dengan baik," katanya.

Dia mengatakan, visi harus diintegerasikan atau disatu-padukan dalam konteks minimal 50 tahun, paling bagus 100 tahun. "Ini dibuatkan dalam satu 'blueprint' (cetak biru) juga dengan perda-perda (peraturan daerah). Kerja sama dengan DPRD kabupaten/kota, dan provinsi untuk membuat perda yang mendukung, sehingga ketika berkembang dan maju sudah ada payung hukum," katanya.

Indonesia, kata dia, tengah menghadapi dilema dalam konteks investasi. "Begitu kita butuh lahan, yang dihadapi adalah soal pembebasan tanah. Ini jadi dilema tersendiri, karena ketika investor mau masuk, ada masalah tanah dan investor pulang, di sini ada keluarga demi keluarga yang datang mengaku sebagai pemilik," katanya.

Karena itu, lanjut dia, jangkauan visi harus panjang dan masalah harus terpadu, dalam konteks rencana tata ruang yang terintegarasi dengan baik.  Hanya dengan cara demikian, menurutnyam kawasan yang kita lindungi akan berkembang dengan baik dan dari aspek kerja sama internasional, jika lahan itu jelas peruntukkannya dan baik, invetsasi pasti mengalir.

Menyinggung mengenai Nusa Tenggara Timur, Menhub minta jangan dianggap kondisinya selalu terbatas, karena Indonesia ini kaya raya, Indonesia punya laut luar biasa, termasuk NTT. "Kita butuh terobosan, gagasan hebat dari putera daerah yang hebat, untuk membangun daerah dan bangsa ini. Kita yakin bisa berkembang baik," kata Numberi.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement