REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komandan Satgas Yon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL Letnan Kolonel Inf Andi Perdana Kahar menyatakan, situasi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel relatif aman dan terkendali, pascabentrok antara militer Israel dan Lebanon, pada Selasa (3/8). Melalui pesan layanan singkatnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, ia mengatakan, pascabentrok antara militer Israel dan Lebanon itu, pihak Markas Besar UNIFIL beserta Sektor Timur UNIFIL dan Tim Investigasi UNIFIL melakukan penyisiran di lokasi.
"Kini situasinya relatif aman dan terkendali, namun kesiapsiagaan dan kewaspadaan tetap dilaksanakan oleh setiap prajurit UNIFIL (Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan)," ujar Andi.
Ia menegaskan, sebagai pasukan penjaga perdamaian, Kompi A Batalyon Indonesia (Indobatt) telah melakukan segala upaya prosedural semaksimal mungkin untuk meredakan situasi. "Upaya negosiasi kedua pihak di lapangan yang dimediasi oleh Indobatt dan perwira penghubung dari markas UNIFIL, telah dilakukan selama kurang lebih empat jam," ungkap Andi.
Kontak tembak antara militer Lebanon dan Israel di salah satu pos pengamatan di Al-Adaisse, yang menjadi tanggung jawab Kontingen TNI itu, mengakibatkan korban jiwa di kedua pihak. Dalam peistiwa itu, tiga anggota militer Lebanon (LAF) dan satu orang jurnalis AL-Akhbar Lebanese tewas di tempat. Sedangkan dari pihak militer Israel (IDF), dua orang perwiranya menjadi korban dan meninggal dunia.
Dari kontingen TNI, lanjut dia, tidak ada kerugian personel maupun material. "Hal itu dikarenakan kesigapan prajurit Indobatt melaksanakan tindakan pengunduran pasukan sesuai dengan STIR (Standart Incident Reaction) yang dilakukan berdasarkan perintah komando yakni Komandan Sektor Timur UNIFIL.