Jumat 06 Aug 2010 02:17 WIB

ICW akan Rekomendasikan Calon Pimpinan KPK yang tak Ideal

Rep: Indah Wulandari/ Red: Endro Yuwanto
KPK
KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia Corruption Watch (ICW) bakal merekomendasikan pada panitia seleksi (pansel) pimpinan KPK sekitar lima nama yang dianggap tak ideal menjadi pimpinan lembaga antikorupsi untuk menggantikan Antasari Azhar.

"ICW memastikan, KPK tak disusupi calon pimpinan dari kelompok antikorupsi, data umum nanti langsung diberikan pada Pansel KPK," ujar Koordinator Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Febri Diansyah, Kamis (5/8).

ICW akan memberikan nama kandidat, kategori data bermasalah dari berbagai sumber yang tak ideal meneruskan seleksi pemilihan pimpinan KPK pada 6 Agustus besok. Lantaran Pansel KPK memang memberi ruang bagi lembaga swadaya masyarakat untuk memberi masukan sebelum proses tracking (rekam jejak) pekan depan.

Namun, ICW tak mau membuka nama-nama siapa saja yang dinilai tak ideal. Kalau dalam makalahnya si kandidat bicara soal pencegahan, ungkap Febri, sebaiknya mundur saja. Begitu pula jika ada kandidat yang hanya mengusulkan ingin bekerjasama dengan lembaga lain. "Kalau kondisi normal mungkin ini benar, tapi sekarang hal tersebut belum dibutuhkan, hanya 50 persen saja calon yang memenuhi kebutuhan menjadi pimpinan KPK," jelasnya.

Secara tegas, ICW menolak calon pimpinan dari unsur kepolisian dan kejaksaan. Serta tokoh yang ada keterkaitannya dengan politik. ICW menemukan ada satu orang kandidat dekat dengan partai politik. Lalu, dua orang dari kepolisian dan kejaksaan. Sementara dua calon lainnya dianggap bukan calon yang bertipe striker dan tak mempunyai track record pemberantasan korupsi yang jelas.

"Seminimal mungkin orang-orang bermasalah harus disingkirkan. ICW tolak unsur polisi dan jaksa bukan karena integritas pribadi, tapi secara konseptual polisi dan jaksa tidak ada dalam struktur KPK," papar Febri.

Meski tak mau menyebut nama, tercatat seorang jaksa aktif Sutan Bagindo Fachmi masuk dalam daftar kandidat. Ia tercatat pernah menjadi jaksa dalam kasus illegal logging Adelin Lis dan Tommy Soeharto. Tersebut pula Irjen Purn Chaerul Rasjid yang pernah menjadi Kapolda Jawa Tengah. Kandidat lainnya terdiri dari M. Busjro Muqoddas (Ketua Komisi Yudisial), Ade Saptomo (akademisi), Firman Zai, Fredrich Yunadi, dan Junino Yahya (Direktur Peruri, mantan Deputi KPK). Lalu ada Aji Sularso, (mantan pejabat Badan Pemeriksa Keuangan),I Wayan Sudirta (anggota DPD RI),Jimly Asshiddiqie (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), dan Melli Darsa (advokat).

"Pimpinan KPK harus punya semangat penindakan, aktif kejar perkara. Maka itu kami butuhkan adalah striker. Punya independensi tinggi," jelas Febri.

Di tempat yang sama, juru bicara KPK Johan Budi SP menyampaikan harapannya tentang pimpinan KPK. Ia melihat, posisi yang ditinggalkan Antasari butuh pengganti yang tak banyak bicara. "Konstelasi peta KPK berubah. Setelah Pak Haryono dan Pak Jasin ambil alih roda organisasi. Representasinya, pimpinan harus berpengaruh terhadap hubungan antarpegawai. Seorang extreme extraordinary people," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement