REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono meminta negara-negara maju untuk merealisikan komitmennya dalam mendukung negara berkembang untuk mencapai tujuan pembangunan milenium yang dicanangkan 10 tahun silam.
Dalam pidato pembukaan pertemuan tingkat menteri Asia Pasifik Tentang Tinjauan Pencapaian Pembangunan Milenium (MDG's) menuju 2015, di Jakarta, Selasa, Wapres Boediono mengatakan, krisis global mengakibatkan komitmen negara-negara maju yang disepakati pada pertemuan Monterrey (2002) dan Gleneagles (2005), tidak lagi terdengar.
''Pemulihan dari tiap negara pasca krisis terjadi secara bervariasi antarnegara. Negara-negara maju kini mengalami petumbuhan satu hingga dua persen, sedangkan negara berkembang mengalami pertumbuhan rata-rata enam sampai delapan persen pada 2010,'' ungkap Boediono.
Padahal, lanjut dia, negara-negara kawasan Asia Pasifik masih menghadapi berbagai tantangan pembangunan serta ketimpangan yang besar, baik antarnegara maupun di masing-masing negara. Wapres menilai, kunci utama bagi untuk dapat keluar tantangan itu adalah kepastian tersedianya pendanaan untuk jangka pendek dan menengah.
Terkait itu, tambah Boediono, ada enam hal pokok yang menjadi perhatian yakni realisasi komitmen negara-negara maju yang disepakati pada pertemuan Monterrey (2002) dan Gleneagles (2005). ''Kedua, negara yang memiliki cadangan fiskal cukup untuk menjalankan stimulus ekonomi harus diarahkan pada pencapaian target MDG's,'' katanya.
Selain itu, peru dikembangkan mekanisme alternatif dan inovatif untuk mendanai pencapaian MDG's, baik yang bersumber dari pemerintah, swasta maupun publik. ''Lembaga keuangan multilateral perlu membentuk dana khusus, dan bersama lembaga multiateral lainnya menyediaka bantuan teknis bagi negara berkembang mencapai target MDG's. Mekanisme ini harus dapat dilakukan secara nyata dalam jangka pendek dan menengah,'' jelasnya.