REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono menilai ulama memiliki peran penting dalam memberikan nasihat dan mengingatkan para penguasa atau pemimpin bangsa agar tetap menjadi arif sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
''Peran ulama sangat penting untuk menasihati penguasa agar tetap menjalankan tugasnya dan tetap berperilaku arif dan bijaksana,'' kata Wapres Boediono saat menyampaikan pidatonya pada penutupan Munas Ke-8 Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jakarta, Rabu (28/7).
Hadir dalam acara itu Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Ketua Umum baru MUI periode 2020-2015 Zahal Mahmud, serta jajaran pengurus MUI pusat dan daerah. Menurut Wapres, sejak zaman Rasulullah, ulama telah memegang peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan tugas untuk bersama-sama mensejahterakan kehidupan umat bernegara.
Ulama, kata Boediono, sesuai ajaran Islam juga memegang peranan vital dan penting yakni menasehati para penguasa dalam menjalankan tugasnya. ''Dalam konteks penguasa di sini adalah siapapun yang memegang keputusan publik, apakah itu eksekutif, legeslatif dan yudikatif,'' kata Wapres.
Wapres mengatakan pula ulama juga memiliki peran penting dalam menciptakan demokrasi untuk menerima berbagai masukan dari masyarakat, juga memberikan pencerahan kepada umat dan penguasa untuk selalu bertindak untuk kepentingan masyarakat. ''Hubungan ulama, penguasa dan masyarakat adalah hubungan efektif untuk menciptakan suatu kearifan sehingga kehidupan bernegara menjadi baik,'' jelasnya.
Ditambahkan Wapres, membangun akhlak bangsa adalah kepentingan bersama untuk menciptakan karakter yang tujuannya demi kebaikan bangsa dan negara.