Selasa 13 Jul 2010 05:33 WIB

Cak Nun: Sebuah Masjid Bagi Korban Lumpur Lapindo

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) mengajak korban lumpur Lapindo yang tergabung dalam Gabungan Korban Luapan Lumpur (GKLL) untuk membangun masjid dengan nama Al Kurban sebagai bentuk prasasti. ''Dengan adanya bangunan masjid tersebut diharapkan menjadi pertanda bagi anak cucu kelak khususnya bagi korban lumpur,'' katanya saat melakukan silahturahmi dengan korban lumpur di Sidoarjo, Senin (12/7).

Cak Nun mengemukakan, pembangunan masjid bagi korban lumpur ini sudah menjadi angan-angannya sejak lama. ''Sudah lama saya memiliki keinginan untuk membangun masjid dengan dana yang berasal dari korban lumpur,'' katanya.

Menurut dia, korban lumpur yang telah mendapatkan pelunasan pembayaran dari PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) tidak akan kesulitan untuk menyisihkan sebagaian hartanya demi pembangunan sebuah masjid. ''Dengan berdirinya bangunan masjid tersebut, masyarakat Sidoarjo khususnya korban lumpur akan terus mendapatkan barokah dan pahala,'' imbuhnya.

Selain itu, masjid tersebut juga menjadi warisan kepada anak cucu korban lumpur untuk selalu mengingat jika di Sidoarjo pernah terjadi luapan lumpur yang menenggelamkan belasan desa. ''Masjid tersebut akan selalu terus diingat selama ratusan tahun yang akan datang oleh anak cucu,'' ujarnya.

Cak Nun sendiri akan terus memperjuangkan nasib korban lumpur yang hingga saat ini belum menerima pelunasan dari PT MLJ. ''Saya tidak akan gentar dan terus memperjuangkan nasib para korban lumpur. Hal itu saya lakukan karena saya melihat adanya kejujuran dari para korban lumpur,'' janjinya.

Lelaki yang juga akrab dipanggil 'kiai mbeling' ini mengatakan, korban lumpur harus tetap bediri tegak untuk memperjuangkan nasibnya. Sementara itu, Khoirul Huda selaku Koordinator GKLL, mengatakan bahwa akan terus menjaga amanat pembangunan masjid supaya bisa terlaksana. ''Semoga saja apa yang menjadi keinginan Cak Nun bisa terlaksana dengan cepat,'' katanya.

Khoirul mengatakan, dari data yang diperolah dari PT MLJ, sudah terdapat sepuluh ribu korban yang telah mendapatkan ganti rugi. ''Dari jumlah tersebut hanya tinggal tiga ribuan saja korban lumpur yang menunggu sisa pelunasan pembayaran,'' sebutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement