Ahad 11 Jul 2010 03:36 WIB

Presiden Ingin Penganiayaan Aktivis ICW Diusut

Rep: wul/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para pejabat negeri ini memberikan perhatian khusus pada aktivis ICW yang terluka, Tama Satrya Langkun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD termasuk di antaranya. Tadi siang, keduanya menjenguk Tama

"Pemberantasan korupsi harus berlanjut. The show must go on. Tidak boleh takut akan ancaman kekerasan," ujar Presiden usai menjenguk Tama di RS Asri, Sabtu (10/7). Kata SBY, jika terjadi konflik, harus diselesaikan di ranah hukum dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah. "Semua harus trial by court, bukan trial by SMS atau trial by press," ujarnya. SBY juga menyampaikan rasa simpati pada Tama.

Sedangkan staf ahli Bidang Hukum Presiden SBY Denny Indrayana menyatakan jika kedatangan Presiden memberi sinyal pada pelaku kekerasan bahwa Indonesia tidak akan kalah dengan cara-cara premanisme. "Kita harus mengirim pesan yang nyaring kepada pelaku bahwa negara tidak boleh kalah dengan cara-cara seperti ini," katanya.

Presiden SBY tiba di kamar 206 RS Asri sekitar pukul 13.00 WIB. Selang 30 menit kemudian tiba Ketua MK Mahfud MD. Tama adalah peneliti dan pelapor kasus rekening mencurigakan milik sejumlah perwira tinggi Polri ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia diserang empat pria tak dikenal di kawasan Duren Tiga, Kamis dinihari (8/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement