REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kondisi kesehatan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, mulai membaik setelah mendapatkan tindakan medis yang dilakukan oleh tim dokter RS Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. "Dia sudah berada di ruang perawatan biasa sejak pukul 10.00 WIB. Tinggal monitoring kondisi kesehatan saja," kata Wakil Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo, di Jakarta, Kamis (8/7).
Ia mengatakan, Tama saat ini sedang beristirahat di ruang perawatan setelah menjalani tindakan medis selama tiga jam sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Tama, kata Adnan, menderita luka di kepala, punggung dan badan akibat dianiaya oleh sekelompok orang tidak di kenal di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis sekitar pukul 04.00 WIB.
"Lukanya cukup banyak dan yang paling banyak di bagian kepala," katanya. Menurut dia, Tama telah bisa diajak berkomunikasi dengan pihak lain kendati menjalani 29 jahitan pada luka di kepalanya.
Aktivis anti korupsi ini sedang dalam perjalanan ke kantor ICW di Kalibata ketika diserang. "Tama dihadang bersama temannya oleh satu mobil berwarna perak dan sebuah sepeda motor," kata peneliti hukum ICW Febri Diansyah.
Tama, ujar Febri, dipepet oleh mobil sampai jatuh. Kemudian dua orang pengendara sepeda motor menganiaya Tama hingga babak belur dan mengalami luka bagian kepala yang cukup parah sehingga harus mendapatkan 29 jahitan di bagian depan dan belakang kepala.
ICW kerap melakukan investigasi terhadap sejumlah dugaan kasus korupsi, antara lain, baru baru ini LSM tersebut mendesak KPK agar segera menelusuri sejumlah "rekening mencurigakan" di tubuh Polri. ICW juga melaporkan kasus rekening itu ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.