REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sejumlah tokoh lama masih mendominasi komposisi kepemimpinan pusat Muhammadiyah periode 2010-2015. Berdasarkan hasil penghitungan suara pada pemilihan anggota pimpinan pusat Muhammadiyah yang berlangsung hingga pukul 00.30, Selasa (6/7), menunjukkan dari 13 anggota terpilih, sebanyak delapan tokoh incumbent tetap masuk di jajaran pimpinan pusat, dan hanya lima kader yang merupakan sosok baru.
Proses penghitungan suara terhadap 39 nama calon tetap yang dilaksanakan di gedung AR Fakhrudin kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), berjalan ketat. Mantan Ketua PP Muhammadiyah A Syafi’i Ma’arif tampak berada di antara muktamirin yang menyaksikan langsung proses penghitungan itu dari awal hingga akhir.
Terdapat delapan nama memperoleh lebih dari 1.000 suara. Din Syamsuddin yang merupakan ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010, berada di posisi teratas dengan 1.915 suara. Di urutan kedua yakni Muhammad Muqaddas (1.650 suara), dan berturut-turut Malik Fadjar (1.512 suara), A Dahlan Rais (1.508 suara), Haedar Nasir (1.482 suara), Yunahar Ilyas (1.431 suara) dan Abdul Mu’ti (1.322 suara).
Berikutnya adalah Agung Danarta (1.034 suara), Syafiq Mughni (952), Fatah Wibisono (942), Goodwill Zubair (931), Bambang Sudibyo (807) serta terakhir Syukriyanto (797). Keseluruhan suara yang masuk berjumlah 2.841 suara, jumlah suara sah 2.186 suara dan jumlah kartu suara tidak sah sebanyak 37.
Dari nama-nama anggota pimpinan pusat terpilih tersebut, sebagian besarnya tercatat adalah anggota pimpinan pusat periode sebelumnya. Antara lain Din Syamsuddin, Malik Fadjar, Muhammad Muqaddas, Dahlan Rais, Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Goodwill Zubair, serta Bambang Sudibyo.
Adapun nama baru yang masuk yakni Abdul Mu’ti, Agung Danarta, Syafiq Mughni, Fatah Wibisono, dan Syukriyanto. Kader muda terwakili oleh sosok Mu’ti dan Agung Danarta. Sesuai jadwal, pada Selasa (6/7), ke-13 nama tadi akan memilih ketua umum periode 2010-2015.
Din Terbanyak
Sejak awal penghitungan, suara yang dikumpulkan Din Syamsuddin langsung melejit, diikuti oleh pesaing terdekat Muqaddas dan Malik Fadjar. Mendekati akhir penghitungan, seperti terlihat pada /giant screen/, posisi Din makin tidak terkejar, demikian pula di posisi dua hingga lima.
Sebanyak 2.300 muktamirin memiliki hak suara dalam pemilihan anggota PP tersebut. Mereka terdiri dari 13 anggota PP Muhammadiyah periode 2005-2010, pimpinan wilayah dan utusan wilayah yang jumlahnya sekitar 165 orang, pimpinan organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah sebanyak 21 orang dan utusan daerah.
Dewan Penasehat PP Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif meminta semua pihak menghargai hasil pemilihan tersebut. Ini merupakan bagian dari proses demokrasi yang dikembangkan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
Ketika ditanya peluang Din Syamsuddin untuk terpilih kembali sebagai ketua umum, Buya Syafi’i tidak bisa memastikan. Pasalnya, sesuai tradisi yang selama ini berkembang, suara terbanyak yang diraih seorang anggota pimpinan pusat bukan jaminan akan terpilih menjadi ketua umum.
‘’Bisa saja, mereka yang perolehan suaranya kecil, justru yang muncul sebagai ketua umum, dan itu dimungkinkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,’’ kata Buya.
Mengenai harapannya terhadap kepemimpinan baru ini, Buya belum bersedia berkomentar banyak, ‘’Kita /wait and see/ saja,’’ ujarnya singkat. Namun dia berharap jajaran kepemimpinan periode mendatang bersedia terbuka terhadap kritik dan masukan yang berasal dari luar maupun dalam Muhammadiyah agar persyarikatan mampu mewujudkan tekad perjuangan di abad keduanya. yus