REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan lebih dari satu nama calon Kapolri sehingga wakil rakyat mempunyai lebih banyak pilihan selain juga menumbuhkan iklim demokrasi yang sehat.
"Hendaknya Presiden bisa mengirimkan lebih dari satu nama calon Kapolri untuk dilakukan uji kepatutan dan kelayakan di DPR," kata polisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dalam diskusi "Polisiku Ulang Tahun" di Jakarta, Sabtu.
Dengan dikirimkannya lebih dari satu nama calon Kapolri, kata dia, maka DPR bisa melakukan uji kepatutan dan kelayakan secara bersamaan dan bisa memilih calon terbaik dari calon yang ada.
"Jika calonnya lebih dari satu nama akan menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat sehingga bisa diketahui sejauh mana komitmen masing-masing calon jika nantinya menjalankan tugas sebagai Kapolri," katanya.
Jika calon yang dikirim Presiden hanya satu nama, kata dia, tidak menumbuhkan iklim demokrasi yang sehat karena DPR tidak diberikan pilihan lain.
"Jika calon yang dikirim Presiden hanya satu nama, sikap yang bisa dilakukan hanya menerima atau menolak," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Nasir juga mengatakan, menjelang berakhirnya masa jabatan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, biasanya perwira tinggi polisi yang menjadi kandidat sudah membentuk tim sukses.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Aceh ini mengharapkan Kapolri baru nanti bisa obyektif menempatkan figur-figur terbaik di posisi strategis guna meningkatkan kinjerja dan citra lembaga Polri.
Meskipun kandidat Kapolri itu telah membentuk tim sukses, katanya, hendaknya bukan hanya tim suksesnya yang ditempatkan di posisi strategis, tapi perwira terbaik.
Penempatan perwira polisi pada jabatan yang strategis, menurut dia, hendaknya berdasarkan kompetensi, kredibilitas, dan integritas, bukan berdasarkan kedekatan dan jasa.