REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meskipun Pemilu 2014 masih terhitung empat tahun mendatang, Partai Golkar (PG) menyatakan keterbukaannya terhadap partai lain. erutama bila keterbukaan itu berjalan atas nama kekuatan bersama.
Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR), Bursah Zarnubi, Kamis siang (1/7) menemui Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di kantor DPP Golkar di kawasan Slipi, Jakbar. Pertemuan yang berlangsung 75 menit itu membahas kemungkinan PBR berkoalisi dengan Golkar.
Aburizal mengatakan Golkar adalah partai terbuka. ''Terbuka untuk bicara dengan partai lain, untuk membuat kekuatan bersama,'' katanya.
Perbedaan ideologi partai antara PBR dan Golkar kemudian bukan penghalang. Golkar menegaskan partainya menginginkan pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika. ''Apa mau hijau, biru, merah, mau gabung tidak jadi soal. Bila bicara kepentingan rakyat semua warna harus dilebur jadi merah putih,'' tutur dia.
Usai pertemuan tersebut, Bursah membenarkan kemungkinan bergabungnya partai yang tidak lolos ambang batas parlemen tersebut dengan Golkar. Ketika ditanya apakah pertemuan itu merupakan bagian dari penjajakan, Bursah membenarkan hal tersebut.
Namun, bentuk koalisi tersebut diakui masih dalam format penyusunan. Opsi yang dimungkinkan adalah melebur, bergabung dalam konfederasi, atau menjadi organisasi massa di bawah Golkar.
Pendekatan untuk bergabung dengan partai lain tidak hanya dilakukan PBR ke Golkar. PBR juga melakukan komunikasi serupa dengan PAN dan Gerindra. Tetapi, Bursah mengakui pula kalau konsensus politik termudah dapat dicapai PBR dengan Golkar. ''Kita masih mengefektifkan tiga pilar yang menjadi kesamaan, yakni kesejahteraan buruh, pertanian, dan intelektual,'' tuturnya.
Langkah yang ditempuh PBR terpaksa diambil mengingat partai ini tidak lolos ambang batas parlemen. Upaya bertarung dengan kenaikan ambang batas parlemen hingga lima atau enam persen dikatakannya tidak sanggup ditempuh PBR.
Sekjen Golkar, Idrus Marham, menjelaskan PBR bukan partai kecil pertama yang berkomunikasi dengan Golkar. Idrus namun tidak mau memaparkan partai atau organisasi massa mana yang sudah bertemu Golkar.
Saat ditanya kecenderungan format antara Golkar dan partai lain itu, Idrus mengatakan bentuknya adalah kerja sama dengan ikatan visi misi membangun Indonesia dari desa. Prinsip dari kerja sama itu, dikatakannya, bukan hanya demi eksistensi partai.
Dalam pertemuan tersebut, PBR dan Golkar turut membahas keinginan Golkar membangun desa lewat program dana aspirasinya. Bursah mengaku setuju dan akan mendukung usulan Golkar. Bahkan, menurut Bursah, dana Rp 1 miliar per desa masih terlalu kecil. Seharusnya setiap desa menerima Rp 10 miliar.