REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Hafiz Anshary, meminta masyarakat untuk berjiwa besar menerima hasil pemilu kepala daerah (pemilukada). ''Dalam pemilukada tidak ada istilah menang atau kalah, karena siapapun yang terpilih itu adalah pilihan rakyat, itu pimpinan semua,'' katanya, di TPS 6, Kelurahan Jati Baru, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Rabu (30/6).
Hafiz mengunjungi Padang untuk meninjau pelaksanaan pemilukada provinsi Sumatera Barat yang diselenggarakan bersamaan dengan pimilukada di 13 kabupaten/kota. Salah satu TPS yang dikunjungi adalah TPS 6 yang juga tempat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi, dan keluarga memberikan suara untuk pemilukada Sumbar.
Disela-sela kunjungan tersebut, Ketua KPU mengingatakan bahwa pemilukada adalah kegiatan untuk rakyat guna menentukan pemimpin masa depan. Ia berharap agar masyarakat turut aktif menjaga pelaksanaannya. Tidak hanya untuk masyarakat, lanjutnya, penyelenggara pemilu dimintanya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan undang-undang dan tidak berpihak pada siapapun.
Menanggapi konflik yang terjadi dalam pemilukada di sejumlah daerah, Hafiz mengatakan, hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kecurigaan terhadap penyelenggara pemilu dan konflik internal partai politik yang kemudian melibatkan KPU dan lainnya. Ia mencontohkan di Tana Toraja, konflik terjadi karena dipicu oleh hasil penghitungan cepat sebuah lembaga. Massa pendukung tidak menerima hasil penghitungan tersebut dan membuat kerusuhan.
Sementara di Mojokerto, kerusuhan disebabkan kekecewaan massa pendukung terhadap keputusan KPU tidak menetapkan salah satu calon karena alasan kesehatan. Padahal, menurut Hafiz, KPU setempat telah melaksanakan tugas sesuai prosedur. Beberapa daerah tercatat mengalami konflik saat tahapan berlangsung di antaranya Mojokerto, Tana Toraja, Tolitoli, Sopeng, Maros, Goa, dan Sibolga.